tag:blogger.com,1999:blog-57006008992738312922024-03-19T02:29:07.222-07:00Najmah Al FaruqMenajamkan PENA untuk membunuh DEMOKRASI!!!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-69297161105503034212013-05-02T19:24:00.000-07:002013-05-02T19:24:29.065-07:0011 Nasehat Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani Kepada Pengemban DakwahSyaikh Taqiyuddin an-Nabhani adalah seorang âlim allâmah (berilmu dan sangat luas keilmuannya). Seorang mujtahid mutlak abad ini. Beliau adalah pendiri Hizbut Tahrir. Nama lengkapnya adalah Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Mushthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani. Nasab beliau bernisbat kepada kabilah Bani Nabhan, salah satu kabilah Arab Baduwi di Palestina yang mendiami kampung Ijzim, distrik Shafad, termasuk wilayah kota Hayfa di Utara Palestina.<br />
<br />
Beliau memberikan 11 nasehat Kepada Pengemban Dakwah agar selalu istiqomah dan istimror di jalan dakwah ini :<br />
1. Ketahuilah, kaum muslim tidak pernah mundur dari posisinya sebagai pemimpin dunia selama berpegang teguh kepada agamanya.<br />
<br />
2. Patut diperhatikan dengan seksama bahwa usaha mengemban qiyadah fikriyah Islam adalah dalam rangka membangkitkan kaum muslim.<br />
<br />
3. Dalam mengembangkan dakwah Islam hendaknya kita berpegang kepada satu prinsip, yaitu menyebarluaskannya sebagai qiyadah fikriyah bagi seluruh dunia.<br />
<br />
4. Mengemban dakwah saat ini hendaknya dikembangkan dengan metode yang sama dengan masa sebelumnya, yakni dengan menjadikan metode dakwah rasul sebagai suri teladan.<br />
<br />
5. Mengemban dakwah membutuhkan sikap terus terang dan keberanian, kekuatan dan pemikiran.<br />
<br />
6. Mengemban dakwah Islam harus meletakkan kedaulatan secara mutlak hanya untuk mabda’ Islam.<br />
<br />
7. Mengemban dakwah Islam hendaknya dilakukan secara serius. Seorang pengemban dakwah tidak akan mengambil jalan kompromi.<br />
<br />
8. Mengemban dakwah mengharuskan setiap langkah memiliki tujuan dan mengharuskan pengemban dakwah senantiasa memperhatikan tujuan itu.<br />
<br />
9. Pengemban dakwah hendaknya mengemban dakwah Islam dengan menyajikan peraturan-peraturan yang dapat memecahkan problematika manusia.<br />
<br />
10.Ketahulah dan pahamilah: pengemban dakwah tidak akan mampu memikul tanggung jawab dan kewajiban-kewajibannya tanpa menanamkan pada dirinya cita-cita untuk mengarah kepada jalan kesempurnaan, selalu mengkaji dan mencari kebenaran.<br />
<br />
11.Para pengemban dakwah harus menunaikan kewajibannya sebagai sesuatu yang dibebankan Allah dipundak mereka. Hendaknya mereka melakukannya dengan gembira dan mengharapkan ridha Allah.<br />
<br />
Semoga nasehat dan wasiat kedua Imam ini semakin membakar ghirah juang kita agar khilafah segera tegak dengan ijinNya. sebagaimana Imam Hasan Al-Banna berkata ”Mengembalikan eksistensi daulah Islam kepada umat Islam dengan membebaskan negaranya, menghidupkan keagungannya, mendekatkan peradabannya, menghimpun kalimatnya hingga semua itu mengantarkan kembalinya khilafah islamiyah yang telah hilang dan persatuan yang dicita-citakan. dan juga perkataan dari Syaikh Taqiyudin an nabhani bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin seluruhnya di dunia, untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islamiyah ke seluruh dunia. Definisi inilah yang telah dirumuskan oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani (w. 1398 H/1977 M) dalam kitab-kitabnya, misalnya kitab Al-Khilafah (hal. 1), kitab Muqaddimah Ad-Dustur (bab Khilafah) hal. 128, dan kitab Asy-Syakshiyyah Al-Islamiyah, Juz II hal. 9 .<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-size: 13px; line-height: 18px;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-size: 13px; line-height: 18px;">
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-89856754405781019762013-05-02T19:23:00.001-07:002013-05-02T19:23:53.646-07:00Masihkah Kita Percaya Bahwa DEMOKRASI Layak Untuk Manusia???<span style="color: orange;"><br /></span>
Bismillaahirrahmaanirrahiim<br />
<br />
<br />
Hari ini melelahkan sekali, aku harus berganti kereta sampai 2 kali, dari arah Depok menuju stasiun Kota, dari stasiun Kota nyambung lagi dengan kereta Patas arah Angke sampai stasiun Merak. Tapi karena jadwal kereta kadang tidak jelas, harusnya kereta Patas berangkat pukul 10 tapi jadi molor jauh tidak jelas pukul berapa kereta harus berangkat (mirip lagu Iwan Fals).<br />
<br />
Sesaat aku duduk di gerbong yang tidak terlalu padat, disisiku ada seorang ibu yang menggendong anaknya sepertinya sedang terlelap. Karena jenuh menunggu kereta tidak berangkat-berangkat, akhirnya untuk mengusir rasa kejenuhan aku mencoba mengajak ngobrol ibu yang menggendong anaknya tepat disebelahku.<br />
<br />
Aku : “Ibu, ini anak ibu?”<br />
<br />
Ibu : “Iya, neng”. Menjawab dengan tanpa ekrspresi dan aku semakin penasaran.<br />
<br />
Aku : “cantik ya bu, anaknya”. Terlihat sekali anak itu didandani dengan bedak dengan baju warna pink serta sedikit celak dimatanya.<br />
<br />
Ibu : “Terima kasih, neng”. Masih tanpa ekspresi. Lalu ku lanjutkan pertanyaanku.<br />
<br />
Aku : “Mau kemana, bu?”.<br />
<br />
Ibu : “Ke daerah Rangkasbitung”. Sambil menyebutkan suatu daerah di Rangkasbitung.<br />
<br />
Aku : “Wah, jauh ya bu”.<br />
<br />
Ibu : “Iya, neng”. Masih dalam ekspresi tak jelas.<br />
<br />
Kereta sudah 1 jam lamanya tapi belum jalan juga, katanya ada banjir di daerah Tanah Abang, otomatis perjalanan kereta sementara banyak yang tertunda.<br />
<br />
Anak dalam pangkuan si ibu tadi masih dengan tenang dalam pelukan ibunya, padahal penumpang semakin sesak terasa tak nyaman dan mulai panas. Aku kembali penasaran kok bisa anak sekecil itu tetap tenang dalam keadaan kereta yang sangat panas tak ada penyejuk sekedar kipas angin saja.<br />
<br />
Aku : “Bu, kok anaknya anteng ya..padahal panas gini”. Aku kembali membuka pembicaraan.<br />
<br />
Tiba-tiba si ibu menangis….<br />
<br />
Aku : “Bu, maaf…ada yang salah dengan kata-kata saya”. Tanyaku semakin penasaran.<br />
<br />
Ibu : “Tidak, neng…ibu sedih sekali”. Dia sepertinya mulai membuka diri padaku.<br />
<br />
Aku : “Kenapa sedih, bu?”.<br />
<br />
Ibu : “Maaf, neng…tolong setelah ibu ceritakan semuanya jangan katakan pada siapapun, pada penumpang maupun kondektur. Neng, mau janji?”.<br />
<br />
Aku sangat penasaran cerita apa yang akan disampaikan si ibu, sampai berpesan jangan sampai menceritakan pada penumpang kereta dan kondektur. Apa hubungannya mereka dengan si ibu ini.<br />
<br />
Aku : “Insyallah, bu. Saya tidak akan menyampaikan kembali cerita yang akan ibu bagi pada saya”.<br />
<br />
Ibu : “Terima kasih neng, sebelum dan sesudahnya.” Kemudian aku menyimak isi cerita si ibu.<br />
<br />
Sudah satu minggu ini anaknya sakit panas tapi si ibu hanyalah pemulung yang mengais rizki lewat sampah-sampah yang berserakan. Penghasilan yang tidak menentu. Kalaupun dapat uang dari hasil menjual sampah plastiknya, itupun tak seberapa hanya cukup untuk makan. Dia tidak punya tempat tinggal tetap, kadang tidur di emperan atau di bawah jembatan layang.<br />
<br />
Si ibu ingin sekali membawa anaknya ke dokter tapi dia tak memiliki uang, karena dia bukan warga DKI Jakarta dan tak memiliki KTP DKI jadi dia tidak mendapatkan jaminan apa-apa. Si kecil anaknya hanya diobati ala kadarnya tapi ternyata penyakitnya tak kunjung sembuh. Sampai subuh tadi akhirnya si kecil dalam pangkuannya meninggal dunia.<br />
<br />
Setelah meninggalpun dia bingung, kalau harus dikubur di Jakarta, ongkos untuk menguburkannya pun dia tak punya cukup uang. Dan bila dia bawa ke kampungnya yang cukup jauh dari kota Jakarta dengan menggunakan mobil jenazah, itupun tak cukup ada uang, dibutuhkan uang sekitar Rp 1.000.000,-. Uang sebesar itu kata si ibu sangat besar dalam ukuran dia.<br />
<br />
Akhirnya, lewat bantuan para gelandangan dan pemulung terkumpullah uang sebesar Rp 250.000,- uang sebesar itu cukup untuk membawa si kecil ke kampung halamannya dan dikuburkan disana yang tidak memakan biaya besar.<br />
<br />
Aku benar-benar tercengat dengan penuturan si ibu, lalu atas seizin si ibu ku pegang tangan si kecil nan cantik dalam pelukan ibunya. Subhanallah…benar ya Robb, tangan mungil itu begitu dingin tak ada denyut nadi disana. Ku cium dengan lembut keningnya, amat dingin tak ada jiwa disana. Ya Robb, si kecil nan cantik itu tertidur damai dalam pelukan si ibu yang amat menyayanginya.<br />
<br />
Aku tak dapat menahan haru, ingin rasanya ku peluk dia dan ibunya. Begitu sulitnya hidup ini sampai akhir hayatnya pun si kecil nan cantik itu tak merasakan keramahan negeri ini. Aku hanya terdiam dan menatap haru, sungguh ingin rasanya aku berteriak pada negeri ini.<br />
<br />
Wahai penguasa nan congak dan sombong, lihat… ada rakyatmu yang begitu menderita. Terbelenggu dalam kemiskinan dan keangkuhanmu. Tak bisakah kau membuka mata hatimu, tetapi kepongahan terus menjalar dihatimu.<br />
<br />
Si ibu, tak pernah meyalahkan siapapun dengan keadaanya, dia hanya mengatakan “ini takdir Tuhan”.<br />
<br />
Kereta sesaat melaju, aku kini terdiam tanpa kata. Tak ada pertanyaan yang membuatku penasaran, kini sudah aku dapatkan jawaban dari keterdiaman si ibu dan indahnya tidur panjang si kecil nan cantik.<br />
<br />
Selamat tidur nak, Allah bersamamu selalu dalam damai di surga sana.<br />
#Masihkah kalian menganggap DEMOKRASI memanusiakan manusia??? Bukalah mata hati kalian...!!!<span style="color: orange;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-86238931396469258382013-05-02T19:23:00.000-07:002013-05-02T19:23:26.915-07:00Video penegakan Syariah dan KhilafahSahabat yang budiman, dunia hari ini sesungguhnya sedang disuguhi dua fenomena yang saling kontradiktif. Pertama: Merosotnya pamor ideologi Kapitalisme-sekular di pentas global. Hal ini ditandai oleh makin merosotnya peran sekaligus pengaruh negara-negara Barat sebagai pengusung ideologi ini. AS, misalnya, pengemban utama ideologi Kapitalisme, saat ini sedang menunggu kejatuhannya. Kejayaan dan kedigdayaannya sudah berlalu. Pengaruhnya makin menyusut. Pamor ideologinya terus melorot. Ekonominya rontok. Kekuatan militernya pun ’babak-belur’, bukan oleh kekuatan negara, tetapi oleh kekuatan kelompok bersenjata, seperti Taliban. Lalu bagaimana jika melawan kekuatan sebuah negara? Walhasil, inilah akhir ’Abad Amerika’!<br />
<br />
Berikut beberapa video yang bisa di download berkaitan dengan ini :<br />
<br />
<strong>1.Dunia Dalam Naungan Khilafah</strong><br />
<br />
http://www.youtube.com/watch?v=-h526CFMCMU<br />
<br />
<strong>2.Para Tokoh Umat Peduli Syariah dan Khilafah di Makassar</strong><br />
<strong><br /></strong>
<strong>http://www.youtube.com/watch?v=qUQYZHDJzAI</strong><br />
<strong><br /></strong>
<strong>3.Seruan Muktamar Khilafah 2013 (Makassar)</strong><br />
<strong><br /></strong>
<strong>http://www.youtube.com/watch?v=oYan6XTV4N0</strong><br />
<strong><br /></strong>
<strong><br /></strong>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-63343208587541732052013-05-02T19:22:00.000-07:002013-05-02T19:22:55.384-07:00#ANALISIS PERMASALAHAN ANAK KOST<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-align: justify;">Dilihat
dari segi ekonomi anak-anak kost banyak yg sering mengalam krisis ekonomi. Jadi
bukan hanya negara saja yang mengalami krisis ekonomi, mahasiswa pun bergelut
akan hal itu. Example terlambat bayar kost, terlambat bayar administrasi
kampus, terlambat bayar administrasi organisasi (klo ikut) dan masih banyak
lagi. Saya angkat disini adalah permasalahan krisis ekonomi mahasiswa mengenai
masalah perut ( :D :D ) ----> perut pun punya politik sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sering
kita melihat dan mendengar fakta dimana mahasiswa tidak akan lari jauh dari
yang namanya makanan instan,, example mie instan (mie sedap, mie indofood,
sarimi, burung dara dlln --- banyak merek tinggal di pilih). Kebanyakan jawaban
yang mereka paparkan pun instan : belum ada kiriman!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di
satu sisi adapun mahasiswa yang melakukan cara lain, example : ngutang di
warung,, ntar klo kiriman udah datang baru di bayar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(klo
kirimannya nanti bulan depan??? Bisa bangkrut tuh warung :D :D )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Masalah
disini sangat berkaitan dengan krisis ekonomi dan kesejahteraan mahasiswa. Satu
sisi mahasiswa yg mengalami krisis ekonomi tidak mau melakukan itu (makan yg
instan dan ngutang), tapi dikarenakan kondisi yang memaksa maka mau tidak mau
harus mau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jika
di analisis faktor utama penyebab ini semua adalah mahalnya makanan yang nggak
instan (nasi ayam mahal, nasi daging mahal, nasi ikan mahal, dlln). Fakta
menunjukkan makanan berat minimal harganya Rp.10.000/porsi. Jika dikalkulasi
sehari makan 3x maka pengeluaran tiap hari Rp.30.000 (isssshhhh,,,
issshhhh,,,isssshhh)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Apa
yang membuat makanan berat mahal??? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karena
bahan mentahnya juga mahal : beras mahal, bawang mahal, cabe mahal, tomat
mahal, semua serba punya label "mahal".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kenapa
bisa mahal?? Kan Indonesia penghasil semua itu,,???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Memang
Indonesia penghasil semua itu, tapi itu semua disalah gunakan sama cecunguk
berdasi di parlemen kawan-kawan!!! Cecunguk-cecunguk berdasi budaknya
demokrasi,, budaknya kapitalisme!! Jangan heran kenapa semua yang alami dan
berat itu mahal!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai
solusi untuk krisis ekonomi mahasiswa dan masyarakat umum yang menderita kasus
yg sama, maka cecunguk-cecunguk itu memberikan jawaban berupa makanan instan.
"Kalau nggak mampu beli yang berat, beli yang instan saja, kan yang
penting kenyang" -----> Jawabansimpel.com<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tapi
sekali lagi ini bukan permasalahan yang simple seperti apa yang difikirkan otak
cecunguk busuk itu. Ini masalah masa
depan. Mahasiswa itu sebagai <b>AGENT OF
CHAGE, AGEN PERUBAHAN, AGEN PEMBEBAS!!</b> Seharusnya kondisi mahasiswa harus
di perhatikan oleh pemerintah, bukan malah tambah memperburuk. Solusi yang
mereka tawarkan malah akan menambah kesengsaraan umat. Solusi yang mereka paparkan adalah solusi
jalan tengah --> "Kalau nggak mampu beli yang berat, beli yang instan
saja, kan yang penting kenyang". Jawaban yang bersandarkan asas manfaat
belaka. Dalam Islam standar semua itu adalah Halal dan Haram, bukan manfaat
seperti ini. Instan ya instan tapi jangan malah memperburuk kesehatan para <b>AGEN PEMBEBAS</b> ini!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3
kata yang menjadi populer dalam kalangan cecunguk berdasi itu : <b>HALAL, HARAM, HANTAM!!</b> Naudzubillah... </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;">L</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Itulah
solusi yang diberikan oleh <b>KAPITALISME
DEMOKRASI!!</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berbeda
halnya dengan Islam sobat sekalian. Dalam Islam nggak ada yang namanya jalan
tengah kayak begini. Dalam Islam semua
bersumber dari Allah dan Rasulullah dan Islam hanya mengenal <b>HALAL DAN HARAM!</b> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mengenai
permasalah krisis ekonomi mahasiswa Islam punya cara untuk menyelesaikan.
Mahasiswa bisa mencari pekerjaan sampingan atau membuat lapangan kerja/usaha
baru. Hitung-hitung merangkap menjadi bisnisment.. :D :D<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mau
kerja dimana? Boro-boro kerja, nyari makan aja susah apalagi nyari kerja.
Tenang mas broo, negara Islam akan membuka dan membuat lapangan pekerjaan yang
banyak sehingga tenaga kita tidak terbuang percuma. Negara akan mendengar semua
keluhan kita, akan tetapi perlu di garis bawahi ada aturan yang mengatur ini
semua. Lebih detailnya nanti di bahas dalam analisis lain. Insya Allah </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kemudian
dalam Islam ada yang namanya Baitul Mal (Perbendaharaan Negara). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Baitul mal
(perbendaharaan negara) memang berfungsi menjadi penyantun bagi orang-orang
yang lemah dan membutuhkan, sedangkan pemerintah adalah pemelihara dan pengatur
urusan rakyatnya. Orang-orang lemah disini bisa dikatakan orang-orang yang
tidak bisa mencari nafkah, yang mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup ----- mahasiswa rantauan yang belum dapat kiriman bisa termasuk disini :D
:D</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tidak bisa di pungkiri pangan dan
sandang adalah kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi. Tidak seorang pun
yang dapat melepaskan diri dari dua kebutuhan itu. Oleh karena itu, islam
menjadikan dua hal itu sebagai nafkah pokok yang harus diberikan kepada
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Demikianlah, negara harus berbuat
sekuat tenaga dengan kemampuannya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan islam,
yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan memungkinkan dinikmati oleh
setiap individu yang tidak mampu meraih kemaslahatan itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sebagai jaminan akan adanya
peraturan pemenuhan urusan pemenuhan kebutuhan tersebut, dan merupakan
realisasi tuntutan syari’at islam, umar bin khathab telah membangun suatu rumah
yang diberi nama “darul daqiiq” (rumah tepung). Di sana tersedia berbagai jenis
tepung, korma dan barang-barang kebutuhan lainnya, yang tujuannya untuk
menolong orang-orang yang singgah dalam perjalanan dan memenuhi kebutuhan
orang-orang yang membutuhkan, sampai ia terlepas dari kebutuhan itu. Rumah itu
dibangun di jalan antara makkah dan syam, di tempat yang strategis dan mudah
dicari (dicapai) oleh para musafir. Rumah yang sama, juga dibangun di jalan di
antara syam dan hijaz.<br />
<br />
Itulah hukum-hukum syari’at islam, yang memberikan alternatif cara pemenuhan
kebutuhan hidup dan mewujudkan kesejahteraan bagi tiap individu masyarakat,
dengan cara yang agung dan mulia. Hal itu akan mencegah individu-individu
masyarakat yang sedang dililit kebutuhan untuk berusaha memenuhi kebutuhan
mereka dengan menghinakan diri (meminta-minta) apalagi menjadi pelacur tingkat
tinggi hanya karena masalah perut. Kebanyakan mahasiswa hanya karena ingin
mengisi perut rela mencuri, rela menjual keperawan, rela menjadi biduan, dan
rela menjadi semuanya. Ckckckck<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kesimpulannya, Mahasiswa hanya akan
sejahtera dalam naungan <b>ISLAM!! <o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">AGEN
PEMBEBAS HANYA AKAN SEJAHTERA DALAM NAUNGAN KHILAFAH ISLAMIYYAH!!<br />
<br />
MARI,, HANCURKAN DEMOKRASI DAN TEGAKKAN KHILAFAH!!!<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ALLAHU
AKBAR! <o:p></o:p></span></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-29428261483009011372013-05-02T19:20:00.001-07:002013-05-02T19:20:43.594-07:00KENAIKAN BBM : REKAYASA LINTAH DEMOKRASI DI NEGARA PECUNDANG!<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dalam pidatonya di
hadapan para menteri, gubernur, wali kota dan bupati seluruh Indonesia,
Presiden </span><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; text-decoration: none; text-underline: none;">Susilo Bambang Yudhoyono</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
telah menegaskan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi. “Rencana tersebut bakal direalisasikan usai pembahasan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja perubahan (RAPBN-P) 2013.” jelas SBY saat
membuka Musrenbangnas di Bidakara, Jakarta, Selasa (30/4). (Merdeka.com)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Inilah secuil berita
yang kita dapatkan dari sekian banyak berita tentang kedahsyatan kenaikan BBM.
Banyak sekali dongeng dan cerita dari negeri muslim yang terjajah ini, banyak
sekali pula alasan yang terlontar dari gedung raksasa yang ditempati oleh
petinggi-petinggi demokrasi. Kenaikan BBM akan dan sangat pasti terjadi, alasan
yang sering mereka lontarkan adalah subsidi BBM mengakibatkan APBN sakit bahkan
bisa dikatakan “sekarat”. Jikalau memang seperti itu alasannya, mengapa hanya
subsidi BBM yang disudutkan? Mengapa anggaran untuk bayar bunga dan cicilan
pokok utang yang totalnya sebesar 171,7 triliun tidak pernah dijadikan
persoalan? Ada apa sebenarnya di balik subsidi BBM??<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Fakta telah bercerita bahwa
84% Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di
Indonesia telah dikuasai oleh individu, kelompok maupun swasta asing. Inilah
fakta yang Indonesia beberkan kepada kita, tidakkah kalian mengerti apa makna
semua itu? Dalil APBN “sekarat” sehingga BBM harus dinaikkan hanyalah sebatas
kedok licik pemerintah untuk menutupi tujuan mereka sesungguhnya, yakni
melayani kepentingan para kapitalis!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kenaikan BBM ini sangat
jelas akan menambah kesusahan bahkan menambah kemiskinan rakyat. Kenaikan BBM
hanyalah menambah beban rakyat, rakyat yang miskin tambah miskin, bisa dibilang
bahwa SBY mengeluarkan ultimatum “LANJUTKAN KEMISKINAN”. Dengan kenaikan BBM
akan sangat pasti dan otomatis bahan-bahan pokok yang diperlukan rakyat akan
mengalami kenaikan harga juga. Ini sangat jelas tidak berpihak sama rakyat,
jikalau memang perlu menyebarkan angket setuju atau tidak akan kenaikan BBM
sama rakyat, saya yakin pasti akan banyak yang menolak. Bagaimana tidak, hal
yang mustahil mereka menyetujui keputusan yang bisa menambah kemiskinan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Rakyat harus waspada
dengan kenaikan BBM ini, karena bisa tercium betapa busuknya rencana para
petinggi-petinggi demokrasi akan kenaikan BBM ini. Petinggi-petinggi demokrasi
adalah manusia-manusia yg licik, mereka bersembunyi di balik undang-undang.
Pada faktanya kenaikan BBM adalah langkah untuk meliberalisasi migas di
Indonesia di sektor hilir setelah sektor hulu diliberalisasi secara sempurna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pemerintah pada
dasarnya sadar betul kenaikan BBM ini akan semakin menambah kesengsaraan
rakyat. Itulah mereka segera meluncurkan kebijakan lain yaitu berupa BLT
(Bantuan Langung Tunai), RasKin dlln. Tapi realitas berbicara bahwa kebijakan
dalam bentuk bantuan itu hanyalah imajinasi sebatas harapan kosong belaka. BLT
ataupun RasKin ini hanyalah kebijakan untuk sementara waktu, BLT hanya selama 3
bulan dan RasKin diperpanjang selama 1 tahun. Yang menjadi pertanyaan,
bagaimanakah nasib rakyat setelah 3 bulan atau setelah 1 tahun itu? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Yang
menjadi fakta lain adalah BLT maupun RasKin itu tidak tepat pada sasaran, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">jika
dianalisis Rakyat yang akan diberikan bantuan hanyalah mereka yang masuk dalam
kategori garis kemiskinan yang dibuat oleh Bappenas. Sementara, banyak yang
diambang batas yang tidak masuk dalam kategori dan sasaran penerimaan bantuan,
baik bantuan pendidikan, BLT, dan lain sebagainya yang sangat menderita. Rakyat
pada kondisinya kaya bukan, dianggap miskin tidak oleh pemerintah. Kalau kita
percaya garis yang ditetapkan oleh world bank itu ada sekitar 109
juta, jika dikurangi 39 juta sekitar ada 70 juta yang tidak mendapat subsidi. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Inilah
bukti bahwa segala kebijakan yang ditetapkan oleh petinggi-petinggi demokrasu
tidaklah berpihak pada rakyat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kenaikan BBM bisa
dikategorikan sebagai kebijakan “paksaan” oleh ekonomi pasar internasional.
Kenaikan BBM bukanlah lahir dari aspirasi rakyat, bagaimana mungkin rakyat
ingin “mati konyol” dengan menahan “gondok kesusahan” kenaikan harga
bahan-bahan pokok. Tanpa kenaikan BBM rakyat sudah menderita, mengapa harus
ditambah lagi kerumitan hidup rakyat dengan kebijakan khianat ini? Dan bisa
dianalisis kenaikan BBM ini berujung pada kepentingan asing, kebijakan ini
adalah permainan monopoli ekonomi tingkat atas oleh para penguasa dan petinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pada dasarnya kenaikan
BBM ini jika dianalisis akan berujung pada “KEHARAMAN”. Kita tinjau satu
persatu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kenaikan
BBM lahir dari privatisasi & liberalisasi migas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Imam Abu Dawud menuturkan sebuah
hadits dari Ibnu al-Mutawakkil bin ‘Abd al-Madaan, dari Abyad bin Hamal ra,
bahwasanya ia berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">أَنَّهُ وَفَدَ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْطَعَهُ
الْمِلْحَ قَالَ ابْنُ الْمُتَوَكِّلِ الَّذِي بِمَأْرِبَ فَقَطَعَهُ لَهُ
فَلَمَّا أَنْ وَلَّى قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمَجْلِسِ أَتَدْرِي مَا قَطَعْتَ لَهُ
إِنَّمَا قَطَعْتَ لَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ قَالَ فَانْتَزَعَ مِنْهُ<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span dir="LTR"></span>“Sesungguhnya, Abyad bin Hamal mendatangi Rasulullah saw, dan
meminta beliau saw agar memberikan tambang garam kepadanya. Ibnu
al-Mutawakkil berkata,”Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.”
Nabi saw pun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika, Abyad bin Hamal ra
telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, “<em>Tahukan
Anda, apa yang telah Anda berikat kepadanya?Sesungguhnya, Anda telah memberikan
kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-maa’ al-‘idd)”.</em> Ibnu
al-Mutawakkil berkata, “<em>Lalu Rasulullah saw mencabut kembali pemberian
tambang garam itu darinya (Abyad bin Hamal)”.</em>[HR. Imam Abu Dawud].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Beranjak dari
hadits ini bisa kita analisis bahwa rasulullah menarik kembali tambang garam
itu dari Abyad bin Hamal ra. Rasulullah menarik kembali karena tambang itu
mengandung atau bisa dikatakan menghasilkan deposit melimpah yang dapat
digunakan untuk kepentingan umat. Ini bukti yang jelas untuk memaparkan bahwa
haram memberikan segala sesuatu yang menghasilkan deposit besar untuk umat
kepada individu, kelompok apalagi negara lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Ini
juga bukan hanya berlaku untuk tambang garam saja, akan tetapi segala sesuatu
yang tidak terbatas/sangat banyak jika ditinjau dari segi jumlahnya yang bisa
dijadikan milik bersama. Migas termasuk, hutan termasuk, laut termasuk dan
lain-lain yang memiliki jumlah sangat banyak. Dalam hadits tersebut bisa kita
kaji mengenai hal ini, kalaupun hanya karena zat garamnya akan secara pasti
Rasulullah akan menolak dari awal permintaan dari Abyad bin Hamal ra, akan
tetapi dikarenakan zat itu ditinjau dari segi jumlahnya yang sangat banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Kita
lihat dongeng yang diceritakan oleh fakta Indonesia, 84% Sumber Daya Alam
diberikan kepada swasta asing untuk dikelola. Buka matamu kawan, hak-hak yang
seharusnya milik kita sekarang dikuasai oleh asing! Dan itu dikarenakan
penguasa kita yang senang hati memberikan secara percuma untuk itu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Privatisasi
maupun liberalisasi migas “haram” hukumnya dalam islam, migas seharusnya
dikelola oleh negara Indonesia sendiri dan bukan untuk dikelola oleh swasta
asing. Inilah wajah buruk demokrasi, pembunuh tanpa wajah!<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Imam
Ahmad dan Imam Abu Dawud, Imam An Nasaaiy, dan lain-lain, menuturkan
sebuah hadits bahwasanya Rasulullah saw bersabda: </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
“<em>Manusia itu
berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan
api”.</em> [HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaaiy, dll). Dalam hadits yang
diriwayatkan Ibn Majah dari Ibn Abbas ada tambahan,"<em>Dan harganya haram</em>"
:</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
"Kaum Muslim
berserikat dalam tiga hal; air, padang rumput, dan api, dan harganya
haram".[HR. Imam Ibnu Majah]</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
Kaum muslim mempunyai hak dan andil untuk
mengatur, menjaga dan mempergunakan segala sesuatu yg sangat banyak itu secara
bersama-sama. Tidak ada yang diistimewakan, tidak ada pula yang dilebih-lebihkan.
Fakta sekarang yang dibeberkan oleh demokrasi apa? Ketiga hal di atas sekarang
tidak menjadi milik umat islam, tidak menjadi milik rakyat indonesia, akan
tetapi menjadi milik orang lain, orang yang tinggal di Indonesia saja tidak
sudi dan hanya mau mengeruk semua sendi-sendi kehidupan negeri kaya ini.</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Dari
Iyas bin ‘Abd, bahwasanya ia berkata:</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
“<em>Sesungguhnya Nabi saw melarang menjual
kelebihan air.” </em>[HR Lima kecuali Ibn Majah dan disahihkan
al-Tirmidziy]. Di dalam riwayat lain, dituturkan dari Jabir ra,
bahwasanya ia berkata:<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> <span lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> “<i>Rasulullah saw melarang menjual kelebihan air</i>”.[HR. Imam Muslim dan
lain-lain]<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Imam
al-Qusyairiy menyatakan bahwa hadits riwayat dari Iyas bin ‘Abd adalah hadits
yang memenuhi syarat Imam Bukhari dan Muslim. Sedangkan hadits Jabir ra
juga dituturkan dalam Shahih Muslim, yang lafadznya sama dengan hadits riwayat
Iyas bin ‘Abd ra.</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Menurut
Imam Asy Syaukaniy, hadits ini menunjukkan haramnya menjual kelebihan air,
yakni kelebihan dari kecukupan (kebutuhan) orang yang memiliki. Tidak ada
perbedaan apakah air itu berada di tanah mubah atau tanah yang sudah dimiliki
(secara individu), untuk diminum atau lainnya, untuk keperluan ternak atau
menyirami kebun, dalam bepergian atau tidak. </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Di dalam <em>Kitab Nail al-Authar</em>, Imam
Asy Syaukaniy menyatakan: </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
“Dua
hadits di atas menunjukkan haramnya menjual kelebihan air. Yakni,
kelebihan air dari kecukupan pemiliknya. Dzahir hadits tersebut
menunjukkan tidak ada perbedaan antara air yang terdapat di tanah yang mubah,
atau tanah yang telah dimiliki; dan sama saja apakah air itu untuk minum, atau
untuk yang lainnya, dan sama saja apakah air itu untuk (memenuhi) kebutuhan
hewan gembalaan atau untuk pertanian, dan sama saja apakah ada di dataran, atau
tempat lain”. [Imam Asy Syaukani, <em>Nail al-Authar</em>, juz 8/183]<span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Imam
An Nawawiy dalam <em>Kitab Syarah Shahih Muslim</em> menyatakan:</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
“Adapun
perkataannya (<em>nahaa Rasulullah saw ‘an bai’ fadll al-maa`</em>/Rasulullah
saw melarang menjual kelebihan air) dan dalam riwayat lain <em>(‘an bai`
dliraab al-jamal, wa ‘an bai` al-ardl lituhrats</em>/Rasul saw melarang
mengambil upah dari penaburan benih (sperma ) onta, dan Rasul menyewakan tanah
untuk pertanian), dan dalam riwayat lain disebutkan (laa yumnaa` fadlu al-maa`
liyumna` bihi al-kalaa`/janganlah ditahan kelebihan air hingga padang rumput
tercegah (untuk mendapatkan) kelebihan air tersebut), dan dalam riwayat lain
(laa tubaa` fadll al-maa` liyubaa` bihi al-kalaa`/janganlah dijual kelebihan
air untuk pengairan padang rumput). Adapun larangan menjual kelebihan air
sehingga padang rumput tercegah untuk mendapatkan kelebihan air tersebut,
maknanya adalah ada seseorang memiliki sumur yang dimilikinya di sebuah
dataran. Di dalam sumur itu ada air berlebih dari (kadar) kebutuhannya, dan di
dekatnya ada padang rumput yang tidak ada air (untuk mengairinya) kecuali air
tersebut; sehingga pemilik ternak tidak mungkin mengembalakan ternaknya kecuali
ada bagi mereka pengairan dari sumur tersebut. Pemilik sumur itu dilarang
menahan kelebihan air untuk hewan ternak.Kelebihan air itu wajib disedekahkan
untuk ternak tanpa kompensasi. Sebab, jika ia melarang mendermakan
kelebihan air miliknya, maka orang-orang akan tercegah untuk mengembalakan
ternak mereka di padang rumput tersebut, karena takut ternak-ternak mereka akan
kehausan. Atas dasar itu, pencegahan dirinya untuk mendermakan kelebihan
air itu, akan mencegah gembalaan di padang rumput. Adapun riwayat pertama
(<em>nahaa ‘an bai` fadll al-maa`</em>) bisa dibawa kepada dua pengertian,
yakni karena alasan menahan kelebihan air itu untuk mengairi padang rumput, dan
bisa juga dibawa kea rah pengertian pada selain padang rumput. Dan
larang tersebut menjadi <em>nahyu tanziih</em>. </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Para
ulama madzhab berpendapat: wajib mendermakan kelebihan air yang ada di dataran
dengan syarat, sebagaimana kami telah sebutkan, (pertama): tidak ada sumber air
lain yang bisa mencukupi; (kedua): (kewajiban mendermakan kelebihan air itu)
untuk kebutuhan binatang ternak, bukan untuk mengairi pertanian.; (ketiga),
pemilik sumur itu tidak membutuhkan kelebihan air tersebut. [Imam An Nawawiy, <em>Syarah
Shahih Muslim</em>, juz 5/414].<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Adapun
qarinah yang menunjukkan bahwa larangan menjual kelebihan air adalah larangan
yang bersifat pasti (<em>jaazim</em>), sehingga berimplikasi pada hukum haram,
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari ‘Amr bin Syu’aib dari
bapaknya, dari kakeknya, dari Nabi saw, bahwasanya beliau saw bersabda:</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
“<em>Barang siapa menghalangi (orang lain
untuk mengambil atau memanfaatkan) kelebihan air atau kelebihan padang
rumputnya, maka Allah Azza wa Jalla akan menghalangi keutamaanNya kepada dia
pada hari kiamat</em>“.[HR. Imam Ahmad]<span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Hadits-hadits
yang menuturkan tentang larangan menjual kelebihan air, menunjukkan bahwa
seorang Muslim dilarang mencegah orang lain untuk mengakses barang-barang yang
sudah menjadi hajat hidup orang banyak, yang mana pencegahan itu bisa
menimbulkan <em>madlarrah</em> bagi kehidupan masyarakat. Dari sinilah
dapat dipahami bahwa mengalihkan harta kepemilikan umum kepada individu atau
perusahaan swasta yang menyebabkan masyarakat tidak mampu mengakses harta
kepemilikan tersebut adalah tindakan haram.</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
Realitas sekarang berbanding terbalik, BBM
tidak dimiliki oleh umat, tidak dimiliki oleh negara tetapi dimiliki oleh orang
lain, dan yang lebih parahnya lagi orang tersebut adalah musuh utama kita!
Kebijakan setan yang pemerintah utarakan sama saja membangun jalan tol untuk
orang-orang kafir menguasai kaum muslim, semakin dikuasainya BBM atau
tambang-tambang minyak dan gas di negeri ini akan semakin menguatkan cengkraman
kuku kematian mereka(orang-orang kafir) untuk mengoyak tubuh negeri kaya raya
ini. </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Hal
inipun sangat dilarang dalam Islam, mari kita simak Firman Allah :<br />
<i>“dan sekali-kali Allah tidak akan pernah
menjadikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai kaum Mukmin</i>”.[TQS
An Nisaa` (4):141]. Ini telah menjadi bukti bahwa umat islam “haram” hukumnya
berada dalam kendali orang-orang kafir. Tapi apa yang pemerintah lakukan
terhadap kita? Mereka dengan seenaknya mengeluarkan kebijakan khianat atas
landasan kenaikan BBM yang sejatinya mengantarkan umat ke jurang kematian!</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Kebijakan
setan : Diskriminatif & Pendzaliman massal kepada rakyat</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
Sejatinya
kenaikan BBM menambah beban yang ada di pundak rakyat. Fakta berbicara bahwa
tanpa kenaikan BBM rakyat sudah menderita. Mari kita tinjau hadits berikut :</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em>“Barangsiapa
menyempitkan (urusan orang lain), niscaya Allah akan menyempitkan urusannya
kelak di hari kiamat</em>“.[HR. Imam Bukhari]</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Kenaikan BBM sudah sangat
pasti menyempitkan urusan rakyat. Pemerintah dengan seenaknya memainkan
skenario penghalalan kebijakan ini atas nama Undang-Undang. Tidak sadarkah
bahwa perbuatan kalian itu akan dibalas oleh Allah kelak, wahai tikus
berdasi???<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
Dituturkan
dari Ummul Mukminin ‘Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw pernah berdoa:<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em> “Yaa Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur
suatu urusan umatku, lalu ia menyempitkan mereka, maka sempitkanlah dirinya;
dan barangsiapa memiliki hak untuk mengatur suatu urusan umatku, lalu ia
memperlakukan mereka dengan baik, maka perlakukanlah dirinya dengan baik</em>“.[HR.
Imam Ahmad dan Imam Muslim]</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Wahai para tikus berdasi
yang menjadi petinggi demokrasi, Rasulullah telah menitipkan doa untukmu!<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Kenaikan BBM dikatakan
diskriminatif karena mengakibatkan kaum muslim tidak bisa mengecap hak mereka
dengan adil. Pada dasarnya BBM adalah milik bersama, bukan milik negara! Negara
hanya ditugaskan untuk mengelola, bukan untuk menggunakan apalagi menjual
kepada orang lain tanpa persetujuan sang pemilik (rakyat).<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Sangatlah konyol rakyat
sebagai pemilik semua itu harus membeli kepada orang yang ditugaskan oleh
rakyat untuk mengelola. Bagaimana bisa sang majikan menjadi pembeli di toko
sang majikan itu sendiri yg di atur oleh pembantu yg ditugaskan oleh sang
majikan! Wahai para tikus berdasi yang ada di parlemen, tahu diri, tahu malu
dan tahu dosa! Kalian seenaknya saja menaikkan BBM hanya dengan landasan UU
APBN 2012 pasal 7 ayat 6a. UU yang kalian jadikan cap stempel keabsahan untuk menjual
dan menaikkan harga BBM akan sangat pasti telah menjadi cap stempel pula di
neraka kelak!<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Ini semua tidak akan
pernah lepas dari “Demokrasi”. Semboyan demokrasi yang berbunyi : ‘Dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat” hanyal sebatas tulisan indah yang terpampang di
gedung-gedung petinggi demokrasi! Demokrasi itu omong kosong, demokrasi adalah
tempat tinggalnya para cecunguk-cecunguk berdasi yang memainkan peran dengan
bermadzhabkan kapitalis!<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Solusi dari semua ini
adalah satu :<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">“GANTI REZIM, GANTI
SISTEM!!”<o:p></o:p></span></em></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
Untuk
menghentikan dan menggantikannya, saatnya kita lipat gandakan perjuangan dan
pengorbanan untuk menerapkan syariah secara utuh dalam bingkai Khilafah
Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah sebagai bentuk pemenuhan kita terhadap seruan
Allah dan RasulNya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<em>"Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu". (QS
al-Anfal [8]: 24)</em><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
Wallâh
a’lam bi ash-shawâb</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
SALAM
PEMBEBASAN!! </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 344.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<b>Najmah Al Faruq</b><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-65394829297124797942013-05-02T19:20:00.000-07:002013-05-02T19:20:07.746-07:00ORASI : ORMAS (BUKTI KEPENGECUTAN PEMERINTAH)<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Saudaraku, lagi-lagi pemerintah akan
menerapkan kebijakan setan, kebijakan yang membuat rakyat menderita dan
sengsara, yakni tanggal 9 april nanti pemerintah akan melegalisasikan atau
mensahkan RUU ORMAS . Alasannya karena
ingin mengatur masyarakat agar menggunakan asas tunggal yaitu asas pancasila.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ini adalah alasan konyol saudaraku!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari sabang sampai merauke, sangat
banyak ormas-ormas baik itu ormas islam ataupun non islam!! Semua dunia sudah
tahu sangat banyak ormas-ormas yang mempunyai asas masing-masing. Tapi kenapa
ormas-ormas sekarang di paksa untuk sujud di kaki pancasila??<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">RUU ORMAS yang di rancang oleh para
cecunguk-cecunguk berdasi di parlemen bisa kita nilai sebagai salah satu bentuk
penghianatan para penguasa terhadap rakyatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pengkhianatan kepada rakyat secara umum
dan pengkhianatan kepada Islam secara khusus ! Hal yang sangat konyol jikalau
ormas islam dipaksakan bertekuk lutut pada pancasila!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Omong kosong negara ini negara
demokratis!!! Faktanya penolakan terjadi dimana-mana dan banyak masyarakat yg tidak setuju dengan kebijakan setan ini. Tapi apa yg dilakukan
oleh para penguasa diatas sana , mereka tutup mata dan tutup telinga saudaraku,
pura-pura tidak melihat dan mendengar
segala penderitaan rakyatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sebenarnya saudaraku, kebijakan seperti
ini kebijakan yang sangat-sangat jauh dari kerasionalan. Bagaimana mau
rasional, kita sebagai umat islam hanya mempunyai 1 asas, yaitu islam dan itu
sudah HARGA MATI!! Tapi kenapa kita di desak bahkan di paksa untuk menyembah
pancasila? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Saudaraku, saat ini kita dipimpin oleh
para penguasa yang pengecutnyamencapai level tingkat tinggi, bisa kita rasakan
bahwa RUU ORMAS ini adalah suatu skenario yang dibuat untuk membungkam
aspirasi-aspirasi masyarakat, membungkam mulut rakyat untuk beramar ma’ruf nahi
mungkar!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Ini sangat jelas saudaraku! Ini merupakan
suatu respon ketakutan dan kepengecutan para tikus-tikus berdasi yang ada di
parlemen sana. Dan ironisnya ini hanya berlaku pada ormas, tidak pada partai
politik!! Kebijakan setan ini merupakan skenario pemerintah yang pincang!!<br />
<br />
Kenapa hanya ormas yang di paksa?? Kenapa partai politik tidak di seret???
Jikalau di fikir saudaraku, Ormas hanyalah sebuah wadah yang tidak berikatan
dengan “hitam di atas putih” negara ini,, sebaliknya partai politiklah yang
sangat berikatan bahkan lahir dari rahim “hitam di atas putih” negara ini!! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><br />
Sesungguhnya RUU ORMAS ini merupakan “Kunci” untuk membukan PINTU KEMBALINYA
REZIM REPRESIF ALA ORBA! Rezim yang membungkam aspirasi rakyat,
menghalang-halangi orang-orang yang mau beramar ma’ruf nahi mungkar. Sekali
lagi saudaraku, ini suatu bentuk kepengecutan dan pengkhianatan pemerintah
kepada kita!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Mana “kebebasan” yang sering di
gembar-gemborkan oleh negara jawara
demokrasi ini?? Dimana “kebebasan” itu??? Sungguh ironis, ternyata kebijakan
itu hanya berpihak pada “orang-orang” tertentu!! Sama sekali tidak berpihak
pada rakyat, terutama pada umat muslim!!! RUU ORMAS ini sangat jelas mengerucut
pada Ormas-ormas islam yang berjuang menegakkan syariat Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Saudaraku, segala kerusakan yang terjadi
saat ini disebabkan karena diterapkannya sistem rusak dan sistem kufur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sistem apa??? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ya!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kapitalismelah yang menyengsarakan kita,
kapitalismelah yg merenggut hak-hak kita, merusak kehormatan kita dan merusak
generasi kaum muslimin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Oleh karena itu saudaraku, sudah saatnya
sistem ini kita buang dan kita hancurkan !!! Diganti dengan sistem yang berasal
dari wahyu dan bukan berasal dari pemikiran manusia!! Sistem yang tidak
terdapat kecacatan sama sekali didalamnya, Yakni sistem ISLAM!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dengan diterapkannya syariat dan tegaknya Khilafah, maka Allah akan menjamin
kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kita semua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Maka dari itu, kami Hizbut Tahrir
Indonesia DPD 1 Gorontalo menyeru kepada anda semua, baik itu bapak aparat
polisi, militer, pengguna jalan dan pedagang kaki lima, Untuk menjadi garda
terdepan dalam perjuangan ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Wahai para penguasa!! Kami ingatkan
kepada kalian yang duduk santai dan berfoya-foya disana, hendaklah segera
memperbaiki diri, sebab Allah Subhanahu wa ta’ala telah mengancam dalam
Firman-Nya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Sesungguhnya orang-orang yang
mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian
mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab JAHANNAM dan bagi mereka azab
(neraka) yg membakar” (TQS Al-Buruj : 10)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Wahai para penguasa!!!! Kami ingatkan
kepada Anda, demi dzat dan jiwa kami yang ada didalam genggamanNya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kami tidak akan pernah lelah dan
menyerah sampai syariat ini diterapkan, sampai khilafah ini ditegakkan atau
kita mati karenanya!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Allahu Akbar,,,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Allahu Akbar,,,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Allahu Akbar,,,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">SALAM
PEMBEBASAN!!!<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> NAJMAH
AL FARUQ<o:p></o:p></span></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-15295452259557721322013-05-02T19:18:00.001-07:002013-05-02T19:18:37.533-07:00PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT OLEH NEGARA<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dalam pandangan Islam, yang termasuk kebutuhan pokok meliputi kebutuhan
terhadap barang-barang tertentu (sandang, pangan, dan papan) dan kebutuhan
terhadap jasa-jasa tertentu (meliputi pendidikan, kesehatan, dan keamanan). Ini
adalah kebutuhan pokok. Dikatakan sebagai kebutuhan pokok, sebab berbagai hal
tersebut adalah kebutuhan mendasar seorang manusia dengan segala potensinya,
baik itu kebutuhan fisik/biologis maupun kebutuhan pemenuhan naluri. Dalam
pandangan Islam, negara wajib memenuhinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pokok ini harus menggunakan politik
ekonomi yang benar. Politik ekonomi yang benar, tidak lain adalah politik
ekonomi Islam. Secara garis besar, strategi pemenuhan kebutuhan pokok dibedakan
antara pemenuhan kebutuhan pokok yang berupa barang dengan pemenuhan kebutuhan
pokok yang berupa jasa. Mengapa harus dibedakan? Sebab, terdapat perbedaan
antara pelaksanaan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok; antara kebutuhan yang
berbentuk barang dengan yang berbentuk jasa. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk pemenuhan kebutuhan pokok yang berupa barang, negara memberikan jaminan
dengan mekanisme tidak langsung, yaitu dengan jalan menciptakan kondisi dan
sarana yang dapat menjamin terpenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang berupa jasa dipenuhi dengan mekanisme
langsung, yaitu negara secara langsung memenuhi kebutuhan jasa pokok tersebut.
Artinya, negara memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan secara cuma-cuma
atau semurah mungkin, serta menciptakan stabilitas dalam negeri demi
terciptanya rasa aman warga negara.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">1. PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK BERUPA BARANG (PANGAN, SANDANG DAN PAPAN)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Strategi untuk pemenuhan ini dilakukan secara bertahap. Ada beberapa langkah
yang harus ditempuh negara.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Langkah pertama:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Memerintahkan Kepada Setiap Kepala Keluarga untuk Bekerja</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Barang-barang kebutuhan pokok tidak mungkin diperoleh, kecuali apabila manusia
berusaha mencarinya. Islam mendorong manusia agar bekerja, mencari rezeki dan
berusaha. Bahkan Islam telah menjadikan hukum mencari rezeki tersebut adalah
fardhu/wajib. Allah SWT berfirman:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya, serta makanlah sebagian rezeki-Nya.” (QS. Al-Mulk : 15)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Firman-Nya juga:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">“…Maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah :10)</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Firman-Nya yang lain:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar
padanya dengan izin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. Al-Jatsiyah :12)</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Nash-nash di atas memberikan penjelasan kepada kita, bahwa pada mulanya,
pemenuhan kebutuhan pokok dan upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
adalah tugas individu itu sendiri, yakni dengan “bekerja”. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Langkah kedua:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Negara Menyediakan Berbagai Fasilitas Lapangan Kerja agar Setiap Orang yang
Mampu Bekerja dapat Memperoleh Pekerjaan</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Jika orang-orang yang wajib bekerja telah berupaya mencari pekerjaan, namun ia
tidak memperoleh pekerjaan, sementara ia mampu bekerja dan telah berusaha
mencari pekerjaan tersebut, maka negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan
atau memberikan berbagai fasilitas agar orang yang bersangkutan dapat bekerja
untuk mencari nafkah penghidupan. Sebab, hal tersebut memang menjadi tanggung
jawab negara. Rasullah saw bersabda :</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Seorang Imam/pemimpin adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat), dan ia
akan diminta pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw pernah memberikan dua
dirham kepada seseorang, kemudian Beliau saw. berkata kepadanya: </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya belikanlah kapak, lalu gunakanlah ia
untuk bekerja.” </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Syaikh Abdul Aziz Al Badri rahimahullah menceritakan suatu ketika Amirul
Mukminin, Umar bin Khathab ra. memasuki sebuah masjid di luar waktu salat lima
waktu. Didapatinya ada dua orang yang sedang berdoa kepada Allah SWT. Umar ra.
lalu bertanya :“Apa yang sedang kalian kerjakan, sedangkan orang-orang di sana
kini sedang sibuk bekerja?, Mereka menjawab :“Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah SWT.” Mendengar jawaban tersebut,
maka marahlah Umar ra., seraya berkata :“Kalian adalah orang-orang yang malas
bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan
perak.” Kemudian Umar ra. mengusir mereka dari masjid namun memberi mereka
setakar biji-bijian. Beliau katakan kepada mereka: “Tanamlah dan bertawakallah
kepada Allah.”</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Langkah ketiga:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Memerintahkan Kepada Setiap Ahli Waris atau Kerabat Terdekat untuk Bertanggung
Jawab Memenuhi Kebutuhan Pokok Orang-orang Tertentu, Jika Ternyata Kepala
Keluarganya Sendiri tidak Mampu Memenuhi Kebutuhan Orang-orang yang Menjadi
Tanggungannya</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Jika negara telah menyediakan lapangan pekerjaan dan berbagai fasilitas
pekerjaan, namun seorang individu tetap tidak mampu bekerja sehingga tidak
mampu mencukupi nafkah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, maka
kewajiban nafkah itu dibebankan kepada para kerabat dan ahli warisnya,
sebagaimana firman Allah SWT :</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah
karena anaknya, dan ahli waris pun berkewajiban demikian…”(QS. Al-Baqarah :233)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa adanya kewajiban atas ahli waris.
Seorang anak wajib memberikan nafkah kepada orang tuanya (yang tidak mampu)
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Rasulullah saw telah bersabda :</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Kamu dan hartamu adalah untuk (keluarga dan) bapakmu.” (HR. Ibnu Majah)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Jika ada yang mengabaikan kewajiban nafkah kepada orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya, sedangkan ia berkemampuan untuk itu, maka negara berhak
memaksanya untuk memberikan nafkah yang menjadi kewajibannya. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Langkah keempat:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Mewajibkan Kepada Tetangga Terdekat yang Mampu untuk Memenuhi Sementara
Kebutuhan Pokok (Pangan) Tetangganya yang Kelaparan</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Jika seseorang tidak mampu memberi nafkah terhadap orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya, baik terhadap sanak keluarganya atau mahramnya, dan ia pun
tidak memiliki sanak kerabat atau mahram yang dapat menanggung kebutuhannya,
maka kewajiban pemberian nafkah itu beralih kepada Baitul Mal (perbendaharaan
negara). Namun sebelum kewajiban tersebut beralih kepada negara, dalam rangka
menjamin hak hidup orang-orang yang tidak mampu tersebut, maka Islam juga telah
mewajibkan kepada tetangga dekatnya yang muslim untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan pokok orang-orang tersebut, khususnya berkaitan dengan kebutuhan
pangan untuk menyambung hidup. Dalam hal ini Rasulullah saw. pernah bersabda:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Tidak beriman kepadaku, tidak beriman kepadaku, tidak beriman kepadaku, orang
yang pada malam hari tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya
kelaparan dan dia mengetahui hal tersebut.” (HR. Al-Bazzar)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Bantuan tetangga itu tentunya hanya bersifat sementara, sehingga tetangganya
tidak meninggal karena kelaparan. Untuk jangka panjang, maka negara yang
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sebab, Baitul Mal
(perbendaharaan negara) memang berfungsi menjadi penyantun bagi orang-orang
yang lemah dan membutuhkan, sedangkan pemerintah adalah pemelihara dan pengatur
urusan rakyatnya. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Langkah kelima:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Negara secara Langsung Memenuhi Kebutuhan Pangan, Sandang dan Papan Seluruh
Warga Negara yang Tidak Mampu dan Membutuhkan.</span></div>
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Islam, negara Bbaitul Mal) berfungsi menjadi penyantun orang-orang
lemah dan membutuhkan, sedangkan pemerintah adalah pemelihara dan pengatur
urusan rakyatnya. Dalam hal ini negara akan diminta pertanggungjawaban terhadap
rakyat yang menjadi tanggungannya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok
individu masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara sempurna
–baik karena mereka telah berusaha namun tidak cukup (fakir dan miskin) atau
pun terhadap orang-orang yang lemah dan cacat yang tidak mampu untuk bekerja–
maka negara harus menempuh berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Negara bisa saja memberikan nafkah dari Baitul Mal tersebut berasal dari harta
zakat yang merupakan kewajiban Syar’i, dan diambil oleh negara dari orang-orang
kaya, sebagaimana firman Allah SWT :</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka…” (QS. At-Taubah :103)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam hal ini negara berkewajiban menutupi kekurangan itu dari harta benda
Baitul Mal (di luar harta zakat) jika harta benda dari zakat tidak mencukupi.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pangan dan sandang adalah kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi. Tidak
seorang pun yang dapat melepaskan diri dari dua kebutuhan itu. Oleh karena itu,
Islam menjadikan dua hal itu sebagai nafkah pokok yang harus diberikan kepada
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Demikianlah, negara harus berbuat
sekuat tenaga dengan kemampuannya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam,
yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan memungkinkan dinikmati oleh
setiap individu yang tidak mampu meraih kemaslahatan itu. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sebagai jaminan akan adanya peraturan pemenuhan urusan pemenuhan kebutuhan
tersebut, dan merupakan realisasi tuntutan Syari’at Islam, Umar bin Khathab
telah membangun suatu rumah yang diberi nama “darul daqiiq” (rumah tepung). Di
sana tersedia berbagai jenis tepung, korma dan barang-barang kebutuhan lainnya,
yang tujuannya untuk menolong orang-orang yang singgah dalam perjalanan dan
memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan, sampai ia terlepas dari
kebutuhan itu. Rumah itu dibangun di jalan antara Makkah dan Syam, di tempat
yang strategis dan mudah dicari (dicapai) oleh para musafir. Rumah yang sama,
juga dibangun di jalan di antara Syam dan Hijaz.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Itulah hukum-hukum syari’at Islam, yang memberikan alternatif cara pemenuhan
kebutuhan hidup dan mewujudkan kesejahteraan bagi tiap individu masyarakat,
dengan cara yang agung dan mulia. Hal itu akan mencegah individu-individu
masyarakat yang sedang dililit kebutuhan untuk berusaha memenuhi kebutuhan
mereka dengan menghinakan diri (meminta-minta). </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">2. PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK BERUPA JASA (PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pendidikan, kesehatan dan keamanan, adalah kebutuhan asasi dan harus dikecap
oleh manusia dalam hidupnya. Berbeda dengan kebutuhan pokok berupa barang
(pangan, sandang dan papan), di mana Islam melalui negara menjamin pemenuhannya
melalui mekanisme yang bertahap. Maka terhadap pemenuhan kebutuhan jasa
pendidikan, kesehatan dan keamanan dipenuhi negara secara langsung kepada
setiap individu rakyat. Hal ini karena pemenuhan terhadap ketiganya termasuk
masalah “pelayanan umum” (ri’ayatusy syu-uun) dan kemaslahatan hidup
terpenting. Islam telah menentukan bahwa yang bertanggung jawab menjamin tiga
jenis kebutuhan dasar tersebut adalah negara. Negaralah yang harus
mewujudkannya, agar dapat dinikmati seluruh rakyat, baik muslim maupun
non-muslim, miskin atau kaya. Sedangkan seluruh biaya yang diperlukan,
ditanggung oleh Baitul Maal.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam masalah pendidikan, menjadi tanggung jawab negara untuk menanganinya, dan
termasuk kategori kemaslahatan umum yang harus diwujudkan oleh negara agar
dapat dinikmati seluruh rakyat. Gaji guru, misalnya, adalah beban yang harus
dipikul negara dan pemerintah dan diambil dari kas Baitul Mal. Rasulullah SAW
telah menetapkan kebijaksanaan terhadap para tawanan perang Badar. Beliau
katakan bahwa para tawanan itu bisa bebas sebagai status tawanan, apabila
seorang tawanan telah mengajarkan 10 orang penduduk Madinah dalam baca-tulis.
Tugas itu menjadi tebusan untuk kebebasan dirinya.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Kita mengetahui bahwa barang tebusan itu tidak lain adalah hak milik Baitul
Mal. Tebusan itu nilainya sama dengan harta pembebasan dari tawanan lain dalam
perang Badar itu. Dengan tindakan tersebut (yakni membebankan pembebasan
tawanan itu ke Baitul Mal dengan cara menyuruh para tawanan tersebut
mengajarkan kepandaian baca-tulis), berarti Rasulullah SAW telah menjadikan
biaya pendidikan itu setara dengan barang tebusan. Artinya, beliau SAW, memberi
upah kepada para pengajar itu dengan harta benda yang seharusnya menjadi milik
Baitul Mal.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Syaikh Abdul Aziz Al-Badri, Ad Damsyiqy menceritakan suatu peristiwa
dari Al Wadliyah bin Atha’, yang mengatakan bahwa di kota Madinah ada tiga
orang guru yang mengajar anak-anak. Oleh Khalifah Umar Ibnu Al Khathab, atas
jerih-payah itu beliau memberikan gaji kepada mereka sebesar 15 dinar setiap
bulan (satu dinar = 4,25 gram emas). Totalnya 63,75 gram emas. Jadi kalaulah
dianggap satu gram emas harganya sekitar Rp 70.000, berarti gaji guru, pengajar
anak-anak, lebih kurang Rp. 4.462.5000. (Bandingkan dengan gaji guru sekarang)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pendidikan adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia. Sementara negara
berkewajiban menjadikan saran-sarana dan tempat-tempat pendidikan. Rasulullah
SAW bersabda:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Mencari ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim dan muslimah” (HR Thabrani)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Mencari ilmu adalah kewajiban yang harus dipikul oleh setiap individu (fardlu
‘ain). Ilmu-ilmu lain yang bersifat fardlu kifayah (fardlu atas sebagian kaum
muslimin) tidak akan gugur kewajiban mencarinya sebelum sebagian kaum muslimin
berhasil melaksanakannya dalam batas yang mencukupi. Misalnya ilmu ekonomi,
kedokteran, industri, elektronika, mekanika dan ilmu-ilmu lain yang sangat
bermanfaat dan dibutuhkan dalam kehidupan kaum muslimin.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Adapun yang berhubungan dengan jaminan kesehatan, diriwayatkan bahwa Mauquqis,
Raja Mesir, pernah menugaskan (menghadiahkan) seorang dokter (ahli
pengobatan)nya untuk Rasulullah SAW. Oleh Rasulullah SAW, dokter tersebut
dijadikan sebagai dokter kaum muslimin dan untuk seluruh rakyat, dengan tugas
mengobati setiap anggota masyarakat yang sakit. Tindakan Rasulullah SAW itu,
dengan menjadikan dokter tersebut sebagai dokter kaum muslimin, menunjukkan
bahwa hadiah tersebut bukanlah untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian,
hadiah semacam itu bukanlah khusus diperuntukkan bagi Beliau, tetapi untuk kaum
muslimin, atau untuk negara. Lain halnya apabila hadiah tersebut dipakai oleh
beliau pribadi, seperti selimut bulu dan keledai hadiah dari Raja Aikah,
misalnya, maka hadiah seperti itu memang khusus untuk pribadi, bukan untuk
seluruh kaum muslimin.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Demikianlah, pemanfaatan dan penentuan Rasulullah SAW terhadap suatu hadiah
yang diterimanya, telah menjelaskan kepada kita bagaimana bentuk hadiah yang
bernilai khusus pribadi dan untuk kemaslahatan umum. Juga bagaimana bentuk
suatu hadiah yang diberikan kepada kepala negara, wakil atau penggantinya yang
hadiah itu masuk ke dalam kekayaan Baitul Maal dan untuk seluruh kaum muslimin.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada masa lalu, Daulah Islamiyah telah menjalankan fungsi ini dengan
sebaik-baiknya. Negara menjamin kesehatan masyarakat, mengatasi dan mengobati
orang-orang sakit, serta mendirikan tempat-tempat pengobatan. Rasulullah SAW
pernah membangun suatu tempat pengobatan untuk orang-orang sakit dan
membiayainya dengan harta benda Baitul Maal.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Diceritakan bahwa Sayyidina Umar ra telah memberikan sesuatu dari Baitul Maal
untuk membantu suatu kaum yang terserang penyakit lepra di jalan menuju Syam,
ketika melewati daerah tersebut. Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh para
Khalifah dan wali-wali (para pemimpin wilayah). Bahkan, Khalifah Walid bin
Abdul Malik telah khusus memberikan bantuan kepada orang-orang yang terserang
penyakit lepra. Dalam bidang pelayanan kesehatan ini, Bani Ibnu Thulun di
Mesir, memiliki masjid yang dilengkapi dengan tempat-tempat untuk mencuci
tangan, lemari tempat menyimpan minuman-minuman dan obat-obatan serta,
dilengkapi dengan ahli pengobatan (dokter) untuk memberikan pengobatan gratis
kepada orang-orang sakit. Jadi, keberadaan dokter di tengah masyarakat,
terpecahnya problema kesehatan masyarakat, dan pembangunan sarana atau
balai-balai kesehatan, adalah tugas-tugas yang dibebankan Islam terhadap
negara. Negaralah yang bertanggung jawab terhadap perwujudan semua itu.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dijadikannya keamanan sebagai salah satu kebutuhan (jasa) yang pokok mudah
dipahami, sebab tidak mungkin setiap orang dapat menjalankan seluruh
aktivitasnya terutama aktivitas yang wajib seperti kewajiban ibadah, kewajiban
bekerja, kewajiban bermuamalat secara Islami termasuk menjalankan aktivitas
pemerintahan sesuai dengan ketentuan Islam tanpa adanya keamananan yang
menjamin pelaksanaannya. Untuk melaksanakan ini semua maka negara haruslah
memberikan jaminan keamanan bagi setiap warga negara.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Adapun dalil yang menunjukkan bahwa keamanan adalah salah satu kebutuhan jasa
pokok adalah sabda Rasulullah saw :</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Barangsiapa yang ketika memasuki pagi hari mendapati keadaan aman kelompoknya,
sehat badannya, memiliki bahan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia
telah menjadi miliknya.” (Al-Hadits)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Adapun dalil bahwa yang menjamin terpenuhinya adanya keamanan tersebut adalah
tindakan Rasulullah saw yang bertindak sebagai kepala negara yang memberikan
keamanan kepada setiap warga negara (muslim dan kafir dzimmi) sebagaimana
sabdanya:</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">“Sesungguhnya aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka
mengucapkan Laa ilaha illallahu Muhammadur Rasulullah. Apabila mereka telah
melakukanya (masuk Islam atau tunduk kepada aturan Islam) maka terpelihara
oleh-Ku darah-darah mereka, harta-harta mereka kecuali dengan jalan yang hak.
Dan hisabnya terserah kepada Allah. (HR. Bukhari, Muslim dan pemilik sunan yang
empat)</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Mekanisme untuk menjamin keamanan setiap anggota masyarakat, adalah dengan
jalan menerapkan aturan yang tegas kepada siapa saja yang akan dan mengganggu
keamanan jiwa, darah dan harta orang lain. Sebagai gambaran kepada siapa saja
yang mengganggu keamanan jiwa orang lain, yakni dengan jalan membunuh orang
lain, maka orang tersebut menurut hukum Islam harus dikenakan sanksi berupa
qishash, yakni hukum balasan yang setimpal kepada orang yang melakukan
kejahatan tersebut. Termasuk di dalamnya keamanan harta milik pekerja dari upah
yang seharusnya mereka miliki. Serta keamanan harta milik pengusaha dari
perusahaan dan aset yang mereka miliki.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan demikian, jelaslah bahwa Islam memberikan jaminan terhadap pemenuhan
kebutuhan pokok setiap warga masyarakat, berupa pangan, sandang, papan.
Demikian juga Islam telah menjamin terselenggaranya penanganan masalah
pendidikan, kesehatan dan keamanan. Dijadikannya semua itu sebagai kewajiban
negara dan bagian dari tugasnya sebagai pemelihara dan pengatur urusan rakyat.
Negaralah yang melaksanakan dan menerapkannya berdasarkan syari’at Islam. </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan dilaksanakan politik ekonomi Islam tersebut, beberapa permasalahan pokok
ketenagakerjaan yang berkaitan dengan masalah pemenuhan kebutuhan pokok dapat
diatasi. Pengangguran diharapkan akan berkurang karena ketersedian lapangan
kerja dapat di atasi; masalah buruh wanita dan pekerja di bawah umur tidak akan
muncul karena mereka tidak perlu harus terjun ke pasar tenaga kerja untuk
mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian permasalahan tunjangan
sosial berupa pendidikan dan kesehatan bukanlah masalah yang harus
dikhawatirkan pekerja. Termasuk jaminan untuk memperoleh upah yang menjadi hak
pekerja dapat diberikan.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Wallahu a’lam.</span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
</span>
<b style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;">
<b style="font-size: 12pt;">SALAM PEMBEBASAN!</b></div>
<o:p></o:p></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> NAJMAH AL FARUQ</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: 12pt;">Rujukan:</span></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">1) Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam – Syaikh Abdul Aziz Al Badri</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">2) Solusi Islam atas Masalah Ketenagakerjaan – Muhammad Reza Rosadi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">3) Sistem Ekonomi dalam Islam – Syaikh Taqiyuddin An Nabhani</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">4) Studi Pemikiran Islam – Muhammad Husain Abdullah</span></div>
<o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-6144199802710613952013-05-02T19:18:00.000-07:002013-05-02T19:18:02.778-07:00Catatan Kecil Seorang Syabah<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Waktunya Pulang Sayang</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
“Papa,, aku rindu” lirihku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tidak terasa waktu berjalan
begitu cepat. 18 tahun berlalu aku lalui tanpa kasih sayang seorang ayah.
Airmata yang menggantung di kelopak mata tidak sabar untuk segera membanjiri
pipi. Alangkah rindu ini menyesakkan dada. Hanyalah sebuah foto lusuh yang aku
punya. Hanya foto itu yang bisa ku peluk ketika rindu. Hanya foto itu yang bisa
aku cium dengan airmata. Yang aku tahu hanyalah “Allah lebih mencintai beliau
daripada aku”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papa,, apakah engkau rindu juga
padaku???” tanyaku pada langit malam yg kelabu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kadang rasa iri bergelayut dalam
hati ketika melihat anak-anak yang merengek manja di pelukan ayahnya. Hanya
seulas senyuman yang terpancar dari wajah melihat pemandangan indah itu. Aku
juga ingin merasakan itu, sangat ingin merasakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kasih sayang seorang Ibu pun
jarang kurasakan. Adanya Broken Home yang terjadi membuat komunikasi antara aku
dengan beliau sangat kurang. Kakak pun telah dipanggi Allah untuk menemani
ayahku di atas sana. Tidak ada lagi yang bisa ku jadikan tempat rengekan, tidak
ada lagi manusia yg bisa ku jadikan tempat bermanja. Aku sendiri...</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nayla,, hari ini kita halaqoh di
pelataran masjid kampus jam 16.00” Afrah mengingatkan </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Insya Allah. Oh iya, sudah hafal
surat Al-Baqarah 214 belum??” tanyaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“astaghfirullah! Ana lupa,, ayat itu membahas tentang apa
nay?” </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Surat Al-Baqarah 214 membahas
tentang Ujian yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang mengaku beriman.
Sama ana ada tafsirnya,, kalau mau antum bisa pinjam sekaligus di hafal, karena
itu akan menjadi bahan review dalam halaqoh nanti” kataku sambil menyerahkan
secarik kertas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Syukron” jawab afrah dengan
senyum</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Percakapan singkat yang bisa
menggambarkan sosokku dalam cerita ini seperti apa. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ya,, aku adalah seorang pengemban
dakwah. Pengemban dakwah ideologis, pengemban dakwah yang memperjuangkan tegaknya
Hukum Allah di muka bumi ini, pengemban dakwah yang akan membunuh sistem kufur
yang sedang mencengkram dunia. Tidaklah perlu aku sebutkan nama harokah yang
aku terjuni, cukup hanya itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku sangat bersyukur kepada
Allah, karena Allah mengizinkanku untuk menggapai hidayah yang manis itu.
Hidayah mengenal Islam, hidayah mengenal Iman, yang ku rasakan itu adalah hadiah yang tiada
taranya di dunia ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan mengenal Islam lebih dalam
sekarang aku sadar pada siapa seharusnya aku harus merengek, pada siapa aku
harus menangis, pada siapa aku harus bermanja, pada siapa aku harus mengadu.
Allah,, Engkau begitu sempurna di mataku, sangat Sempurna.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karena itu, sangat jarang
aku mencurahkan masalah pada manusia.
Aku terlalu tertutup, memendam rasa itu sendiri. Sehingga tidaklah mengherankan
sikap itu membuat aku mendapat penilaian dari teman-teman, pendiam dan keras
dalam pendirian.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Dalam parlemen sekarang lagi
berlangsung penggodokan RUU ORMAS, dimana dalam
waktu dekat akan diresmikan dan disahkan oleh pemerintah. RUU ORMAS
memicu penolakan dari berbagai ORMAS Islam. ORMAS Islam menolak RUU ORMAS
dikarenakan banyak pasal-pasal yang tidak sesuai dan hanya memihak
“orang-orang” tertentu”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Begitulah berita yang aku dengar
di siaran televisi. Sekarang lagi gempar-gemparnya tentang RUU ORMAS. Kesal,
marah, jengkel menyatu dan bercampur aduk di hati dan fikiranku. Sangat jelas
ketidakmasuk akalan pemerintah tentang RUU ORMAS. RUU ORMAS yang menjadikan
pancasila sebagai asas utama dan yang paling utama oleh sebuah ORMAS. Jikalau
tidak maka ORMAS itu akan dibubarkan. Sangat tidak masuk akal! Seharusnya Islam
yang menjadi asas bukan pancasila. Dengan demikian, jikalau ada ORMAS yang
menjadikan asasnya adalah Islam maka secara otomatis akan dibubarkan. Otaknya pemerintah itu sebenarnya ada
dimana???</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nada sms berbunyi mengagetkanku
dari hayalan tentang RUU ORMAS.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Assalamu’alaikum dek, hanya
mengingatkan kembali jangan lupa persiapkan diri karena jam 11.00 antum jadi
pemateri diskusi tematik” </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ternyata sms dari kak syifa.
Beginilah rutinitasku, tiada hari tanpa dakwah! </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan cepat ku persiapkan
semuanya yang aku butuhkan selama diskusi nanti. Hari ini aku menjadi pemateri
sebuah diskusi yang rutin harokah kami lakukan setiap minggu. Aku akan membawakan materi tentang DEMOKRASI
SISTEM KUFUR. Materi-materi telah aku pelajari semenjak malam kemarin. Namanya
berdakwah haruslah ada yang dapat menyokong pemikiran, meskipun hanya sekedar
membaca materi atau membrowsing di internet.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Diskusi biasanya dihadiri oleh
mahasiswi dari berbagai kampus. Sekedar informasi kegiatan yang aku lakukan
dengan teman-teman seperjuanganku ini hanya dikhususkan untuk akhwat. Ada pun
yang ikhwan itu ada jalurnya tersendiri. Biasanya gabung tapi itu jarang,
itupun jikalau kegiatan bersama. Kita semua pahami bahwa dalam Islam ada aturan
tentang pergaulan antara perempuan dan laki-laki.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Diskusi akan segera dimulai.
Banyak mahasiswi yang datang dari berbagai kampus, aku lihat ada juga yang
berpakaian putih abu-abu yang menandakan ada juga Siswa SMA yg datang. Dengan
mantap aku paparkan segala sesuatu yang aku ketahui tentang demokrasi. Dimulai
dari fakta yg dihasilkan oleh demokrasi tersebut, sejarah yang telah berlalu, analisis
fakta sekaligus solusi. Solusi yang aku tawarkan bukanlah solusi yang
main-main. Solusi yang aku tawarkan adalah solusi yg Perfect, yang bisa
mencakup semua, yg bisa menyelesaikan masalah umat. ISLAM, itulah solusi mutlak
yang aku tawarkan kepada para peserta.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Banyak tanggapan yang aku
dapatkan, ada yang pro dan ada yg kontra.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Afwan ustadzah, saya mau tanya.
Tadi ustadzah menjelaskan bahwa demokrasi sistem kufur, demokrasi adalah sistem
sampah yang harus dibuang. Akan tetapi, kita lihat kondisi sekarang banyak
partai politik islam yang menggunakan demokrasi. Itu bagaimana? Apakah
pandangan ustadzah dengan mereka berbeda? Kalau difikir sama-sama beragama
Islam.” Tanya salah seorang peserta diskusi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Pertanyaan yg bagus, tapi
sebelum menjawab ada baiknya saya katakan dulu suatu hal. Jangan panggil saya ustadzah,
panggil saya kakak saja. Oke, beranjak ke pertanyaan. Partai politik islam yang
menggunakan demokrasi. Memang di lapangan banyak partai politik islam yang
bergelut dengan demokrasi, dengan kata lain bermain dalam parlemen. Disini kita
bisa melihat bahwa memang kita sama-sama beragama Islam, tapi cara pandangnya
kita berbeda. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya paparkan kembali Firman
Allah : </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dan
barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan(hukum) Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> (QS al-Maidah [5]: 44).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kita bisa tinjau dari Firman Allah ini. Mari kita
analisis, disini dikatakan bahwa orang kafir itu adalah orang yang tidak
menggunakan hukum Allah. Demokrasi sekarang memakai hukumnya siapa? Apakah
hukumnya Allah? Sekali-kali tidak, hukumnya Allah dibuang adek-adek sekalian.
Kafir disini merupakan perkataan tegas yang menunjukkan kewajiban umat Islam
menggunakan hukum Allah bukan hukum buatan manusia. Bagaimana dengan partai
politik islam di dalam parlemen? Bisa saya katakan mereka tidak bisa berbuat
apa-apa, mereka tunduk di bawah patung burung garuda. Mau menerapkan hukum
Allah dengan cara masuk parlemen itu susah, bahkan mustahil. Ditinjau dari
fakta di lapangan demokrasi tidak mau menerima Islam. Partai-partai politik
yang melabeli mereka dengan islam bukan memperbaiki umat tapi malah tambah
merusak umat. Example, mereka melegalkan UU Terorisme yang notabene
menginjak-injak harga diri umat islam. UU Terorisme menghalalkan nyawa umat
islam atas nama densus 88. Inilah wajah demokrasi sebenarnya! Menurut meeka
demokrasi itu layak bagi umat, iya layak memang. Layak membunuh! Padahal bisa
di lihat tanpa memakai kacamata demokrasi itu rusak, layak di musnahkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Mmmmmm, ada benarnya juga apa yang kakak jelaskan.
Syukron kak, saya sekarang bisa paham walaupun sedikit” kata penanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Kalau adek mau, kita bisa lanjut sharing tentang
demokrasi di luar forum ini, bagaimana?” tanyaku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Wahh, saya mau kak. Insya Allah” Jawabnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Insya Allah” Jawabku kembali <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam hati aku berkata “Alhamdulillah dapat calon
kontakan nih” (hehehehe).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tiba-tiba ada suara yg muncul dari arah belakang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Afwan, saya mau menyanggah pernyataan kakak tadi.
Saya mengambil kesimpulan bahwa kakak mengatakan partai politik islam yang
bergelut dalam parlemen itu melakukan kesalahan. Kesalahan disini karena
bermain dengan demokrasi. Disini saya tidak setuju, karena pada faktanya mereka
itu lebih baik daripada hanya tau bicara saja. Berkoar-koar kesana kemari tapi
no action saya rasa lebih buruk. Saya berikan perumpamaan, negara ini anggaplah
sebuah rumah yang kotor, kalau ingin membersihkan ya harus masuk ke dalam,
berani berkotor ria, yang penting bersih. Daripada Cuma bisa teriak-teriak di
luar.” Tanya seorang peserta dengan nada agak marah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Ehem, pertanyaan yg sangat bagus bahkan sampai pakai
logika perumpamaan” jawabku dengan senyuman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Logika perumpamaan akan seimbang jika disandingkan
dengan logika perumpamaan juga. Bukan begitu?? Tapi saya tidak butuh jawaban,
karena pasti apa yang saya katakan benar adanya. Logika perumpamaan “negara ini
anggaplah sebuah rumah yang kotor, kalau ingin membersihkan ya harus masuk ke
dalam, berani berkotor ria, yang penting bersih.”, saya pun memakai logika
perumpamaan yang sama. Anggaplah negara ini sebuah rumah yang dihuni oleh para
perempuan-perempuan pelacur, nah jikalau memakai logika perumpamaan seperti yg
antum fikirkan, secara otomatis antum harus jadi pelacur dulu baru bisa
membersihkan rumah yang dihuni oleh para pelacur tersebut. Berani berkotor ria,
yang penting bersih. Apakah begitu? Sekali-kali tidak. Jangan pernah mencampur
adukkan antara haq dan batil. Kita harus ketahui bahwa standar perbuatan
manusia itu hanyalah dua, halal & haram. Kalau halal ya halal, nggak boleh
diharamkan, kalau haram ya haram, nggak boleh dihalalkan. Jangan pernah jadi
abu-abu dalam masalah keimanan. Mendukung demokrasi sama dengan menggadaikan
aqidah kita hanya demi kekuasaan. Mau membersihkan negara atau dunia dari
demokrasi jalannya harus sesuai, nggak boleh keluar dari jalur Islam. Bisa jadi
membuat kesalahan yang fatal. Kalaupun partai politik yang melabeli partai
dengan islam seharusnya berpihak pada umat. Sekarang apa yang kita rasakan?
Sejahtera? Kita malah tambah susah, BBM naik, Kenaikan Listrik, masalah korupsi
yg nggak habis-habis. Kemana partai politik yg berlabel islam itu?? Mungkin
bisa dijawab sendiri” jawabku santai<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ku lihat peserta yang bertanya diam seribu bahasa. Ku
lemparkan seulas senyum untuknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Ya, afwan sebelumnya adek-adek. Waktu menunjukkan
pukul 13.00 WIB, itu tandanya waktu diskusi kita sudah hampir habis. Terima
kasih untuk adek-adek semua serta teman-teman yang ikut berpartisipasi datang
dan bertanya. Kami berharap diskusi seperti ini akan selalu menjadikan ajang
silaturahmi dan bertukar pikiran akan Islam. Kami memohon maaf apabila ada
kata-kata yang salah. Kesalahan dari kami pribadi dan kebenaran datangnya dari
Allah Subhanallahu wa ta’ala. Kami tutup dengan mengucapkan istighfar, do’a
kafaratul majlis dan hamdallah (Alhamdulillah), wassalamu’alaykum
warahmatullahi wabarakatuhu” kata moderator menutup diskusi.<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hari yang cukup melelahkan
bagiku. Ku langkahkan kaki ke arah kost yang tidak jauh dari kampus, ku rasakan
badanku tidak enak. Setelah sampai aku rebahkan tubuh, capek yang sangat
terasa. Mungkin tidur sejenak bisa merubah kondisi menjadi lebih baik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papa telepon,,, papa hua telepon
papa tau, kama telepon fut cooome,, papaaaa telepoooon cak cak dulumn” suara
bayi yang merupakan nada dering HP yang buatku terbangun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Afrah”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nama yang tertera di layar HP,
belum sempat di angkat sudah keburu mati.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tidak lama nada Sms berbunyi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, dimana?? Udah jam 15.30
nih, cepetan datang”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baca sms itu aku langsung bangun
dan menyambar handuk. Aku lupa sore ini halaqoh, segera ku bersiap-siap dan
berangkat menuju kampus.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perhalaqohan ku rasakan seperti
“carsh” yang bisa mengisi semangatku kembali. Bercanda dan mendiskusikan
permasalahan umat, menambah tsaqofah dan membuat aku semakin paham bahwa Islam
adalah agama yang paling Sempurna. PERFECT!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, kamu nggak apa-apa? Kok pucat?”
tanya musyrifah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Pucat kak? Masa sih? Ah nggak
apa-apa, Cuma sakit sedikit kok” sanggahku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Jangan bohong dek, wajahmu itu
pucat sekali. Kalau sakit istirahat dulu, umat butuh kita loh. Kalau nay sakit
itu berarti umat kehilangan 1 pejuang. Mau kayak begitu?” Tanya musyrifah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nggak mau kak” jawabku sambil
cengengesan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Makanya istirahat yang cukup”
tegasnya</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Huuuufffttt...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tidak terasa 2 minggu berlalu,
sakitku belum ada tanda-tanda kesembuhan.
Demam, sakit kepala, mual, muntah dan mimisan yang ku alami belum ada
tanda-tanda ke arah yang lebih baik. Kurasakan semakin parah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kondisiku sampai juga ke telinga
musyrifah lewat seorang teman, beliau mengajakku untuk mengikuti terapi yang
kebetulan musyrifah dari musyrifahku yang mengelola. Akupun mengiyakan karena
pada dasarnya aku tidak tertarik ke dokter.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Dek, sudah lama sakit seperti
ini?” tanya ustadzah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“sekitaran 2 minggu ustadzah,,
ada apa?” tanyaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ndak apa-apa” jawab ustadzah
dengan senyum simpul</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Senyum yang aneh, begitulah yang
terbersit dalam kepalaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Hasilnya gimana mbak?” tanyaku |
kebetulan orang jawa makanya di panggil “mbak”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Antum itu maagnya bengkak, liver
juga, terus kelenjar getah beningnya juga bengkak” jelas ustadzah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Jaga kondisi loh dek,, jangan
terlalu capek” sambung musyrifahku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Kelenjar getah bening bengkak*</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kalimat itu menggangguku. Ku
ingat bahwa pada saat kakakku di vonis leukemia salah satu ciri yang dokter
sebutkan adalah kelenjar getah bening membengkak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ah tidak,, segera ku buang jauh
fikiran itu. Ustadzah memberikan obat herbal 2 botol untuk ku minum.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Habiskan obat itu, jangan
malas!” kata ustadzah yang ku sambut dengan tawa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang ustadzah katakan sangat
menggangguku. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kelenjar Getah Bening bengkak”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apakah ada hubungannya dengan
leukemia?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Entahlah...</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hujan..</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tempat ini sangat indah jika
hujan turun, rasanya ingin bermain-main ria menikmati rintik-rintik hujan. Tapi
sayang, aku hanya bisa menatap itu dari balik kaca kamarku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ya,, sekarang aku hanya bisa
terbaring lemah di tempat tidur. Hasil test darah yang mengatakan aku positif
leukemia memaksaku untuk menetap di kamar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku rindu dengan teman-teman, aku
rindu dakwah, aku rindu anak-anak kajianku. Aku rindu semua itu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ya Allah,, izinkan hamba untuk
merasakan kembali semua itu” pintaku dengan tangis</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi di balik semua itu aku
bersyukur, karena aku bisa mengenal salah seorang kakak. Meskipun hanya lewat
dunia maya, tapi kehadirannya sangat kurasakan. Perhatiannya, kasih sayangnya,
galaknya, aku suka itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kadang aku rewel, kadang aku
ngambek, kadang pun aku tertawa bersamanya. Meskipun hanya dunia maya tapi aku
bersyukur. Aku merasa mendapatkan kasih sayang dari seorang kakak. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kita pernah chatting lewat YM</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Dek,, istirahat dulu. Online
terus, kapan sembuhnya kalau begini?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#nggak apa-apa,, nay nggak punya temen
:’( | Bete sendiri</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Udah,, kakak nggak mau dengar
alasan lagi, matikan laptop trus istirahat</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#nggak mau :P</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Adeeeeeekkk, bandel banget
sih!!! Kakak itu sedih kalau dengar adek sakit-sakit terus begini <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">L</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#Nay nggak apa-apa, nay nggak
sakit! X-(</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Gini aja,, kalau nay sembuh,
kakak akan kasih hadiah. Gimana??? Mau??</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengar kata hadiah, hatiku
langsung gembira bukan main.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#mauuuuuuuuuuuuuuuuu,,,janji ya??
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Janji deh, yang penting sembuh
dulu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#nay mau boneka kakak</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Loh,, kok malah nay yang
nentuin,, kan yg ngasih kakak,, piye to?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#pokoknya nay mau boneka!! :’(</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Iya... iya... aduuuhhh... susah
juga punya adek manja seperti ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
#Biarin :P</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Itulah percakapan singkat. Lucu,
senang dan gembira aku rasakan, hitung-hitung sebagai pelipur hati.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kesembuhan dikarenakan hadiah
boneka, mungkin itu yang membuatku semangat. Kesehatanku berangsur membaik. Dan
bisa lagi berkumpul dan berdakwah kembali. Alhamdulillah..</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Boneka pun kudapatkan sudah,,
Boneka bintang warna biru. Kemanapun aku membawa boneka itu, ke kost, ke mabit,
kemana saja.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Nay,,, ingin menjadi seperti
bintang sirius yang tetap bercahaya terang seburuk apapun cuaca di atas sana*</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Kakak akan jadi langitnya dek,,
langit hanya tau bahwa dia hanya mempunyai 1 bintang sirius*</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gelap ku rasakan, sepi dan sunyi.
Aku dimana???</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sesaat cahaya terang benderang
menyilaukan mata muncul, jelas dan semakin jelas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Cahaya lampu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Sudah bangun nak??” sapa lembut
bunda</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Bunda..” lirihku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, ada dimana??” tanyaku
bingung</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay ada di Rumah Sakit sayang,,
3 hari lalu nay mimisan sama muntah-muntah terus pingsan di kampus” terang
bunda</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay mau pulang” lirihku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“kenapa?? Kan masih sakit” Kata
bunda sambil geleng kepala</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Pokoknya nay mau pulang,, nay
nggak apa-apa. Nay masih bisa berdiri,, nay masih bisa senyum itu berarti nay nggak
apa-apa. Nay nggak perlu pake infus segala,, nggak perlu pake selang oksigen”
Ucapku sambil menangis</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bunda langsung memeluk tubuhku
yang semakin hari semakin kurus. Mengusap rambutku yang semakin hari semakin
tipis.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Belum bisa pulang sayang,,
sembuh dulu” Ucap bundaku lembut</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku terisak-isak dalam pelukan
bunda, aku baik-baik saja. Kenapa harus di pasang alat-alat yang mengerikan
ini. Begitu banyak obat yang aku konsumsi, tapi tidak menunjukkan perubahan
sedikitpun.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kesembuhan pun datang menghampiriku..</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Assalamu’alaikum,,, teman-teman
seperjuangan semua,, nay pengen liat laut nih,, sunset sekalian bintang,, ada
yang mau temanin nayla nggak???”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“klik” </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ku kirim sms singkat itu ke semua
teman-teman (syabah), berharap ada yang menanggapi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nada dering berulang kali
berbunyi, pertanda banyak yang menanggapi. Ternyata mereka mau semua. Akhirnya
di rencanakanlah sore ini akan pergi ke laut melihat sunset sekaligus bintang. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Teman-teman begitu antusias
menemaniku, dengan bersepeda ria kita menuju ke tempat yang direncanakan.
Sangat menyenangkan, tertawa bersama, bercanda, bernyanyi-nyanyi ria. Sungguh
tidak akan pernah ku lupakan hari ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Suasana laut yang membuat hatiku
tenang, teduh dan damai. Di temani selaksa tawa bersama teman-teman
seperjuangan. Canda tawa terpatri dalam hati, senyum manis menghiasi wajah
cantik teman-temanku. Aku melihat keceriaan yang begitu mempesona dari
pertemanan ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku melihat hamparan laut dan
hanya 1 kata yang keluar dari bibir pucatku “Subhanallah”. Betapa indah laut
yang berada di depanku. Ombak yang menghantam batu karang dengan kerasnya,
ombak yang menari-nari di bawah kakiku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada perasaan yang terbesit dalam
hati, bahwa ini adalah waktu terakhirku melihat pemandangan seperti ini. Dari
tempat duduk aku mengabadikan semua canda tawa teman-temanku yang bergembira
ria. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Aku bangga mempunyai teman-teman
seperti kalian,, kalian masih bisa tersenyum walaupun di pundak kalian ada
beban yang berat. Aku bangga melihat ketegaran kalian, senyum dan canda tawa
kalian saat ini menandakan kalian itu adalah umat pilihan, tetap istiqomah
kawan, aku sayang kalian semua” batinku dalam hati</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akupun segera berlari kecil
menghampiri mereka yang sedang main-main air. Basah-bahasan dengan cara saling
memercikkan air ke satu sama lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, ikut donk” kataku sambil
ikut menceburkan diri bersama mereka</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sangat indah, aku tidak ingin ini
berakhir. Setidaknya ada yang bisa aku ingat bahwa aku pernah merasakan
indahnya laut dan gembiranya canda tawa hari ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Eh,, foto-foto yuk” kataku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ayooooooo” jawaban serentak yang
berhasil mengundang tawaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Foto demi foto tersimpan sudah
dalam memori HP, otak dan Hati ini. Gaya gokil, serius, militan dan masih
banyak lagi. Aku saat ini sering tertawa, sering senyum melihat kekocakan
teman-teman seperjuanganku itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebuah bayangan berkelabat di
hadapanku,,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papa..” panggilku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sontak teman-teman yang sedang
asyik foto-foto mengarahkan pandangan kepadaku. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, kamu nggak apa-apa??”
tanya mereka</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Aku lihat papa,, aku lihat
papa,, aku lihat papa tadi” airmataku langsung jatuh</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nggak ada siapa-siapa disini
selain kita nay,, kamu salah liat. Nah mana kacamatanya?? Kok nggak di pake??”
Tanya sofiah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nah itu dia,, kamu nggak pake
kacamata jadi ngeliat hembusan angin dikira bayangan” tambah afrah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Udah,, nggak usah nangis,,
akhwat militan kok nangis liat bayangan” celetuk nisa yang mengundang tawa
semua teman-teman.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mungkin benar, aku salah lihat!
It’s oke!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Astaghfirullah,, nay darah
nay!!” kata nisa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Spontan aku mengambil tissu di
tas dan langsung mendongakkan kepalaku ke atas. Teman-teman semua berhenti dan
membantuku membersihkan darah yang merembes dari hidungku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay,, kamu sebenarnya sakit apa?
Kok kayak gini?” tanya afrah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nggak,, nggak sakit apa-apa,
mungkin cuma kecape’an” sanggahku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“udah,, kita pulang,, aku takut
nanti kamu tambah parah” kata sofiah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nay, kamu aku yang bonceng aja,
biar sepedamu di bawa sama nisa” tambah sofiah</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku hanya bisa anggukkan kepala
saja karena memang kepalaku sudah mau pecah rasanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selamat tinggal laut,, selamat
tinggal bintang,, selamat tinggal langit,, selamat tinggal semua... maafkan aku
merusak keindahan hari ini.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tubuhku sudah lemas, tidak
berdaya terkapar di tempat tidur. Entah apa yang kurasakan, tubuh terasa sangat
ringan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku rindu kakak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kakak,, apa kabarmu? Baik-baikkah
kau disana?? Maafkan adikmu ini</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terbayang kembali semua
percakapan dan rasa gembira yang Allah berikan melalui perantara beliau. Kapan
aku bisa merasakan itu kembali? Masih adakah kesempatan itu? Entahlah, hanya
waktu yang bisa menjawab itu semua.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku merasakan kantuk yang sangat
memberatkan mata, mungkin pengaruh obat yang ku minum tadi. Aku terlelap dalam
tidur nyenyakku. Berharap mimpi indah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Cahaya putih muncul,, menyapaku
dalam mimpi. Suara yang begitu lembut, suara yang tidak asing lagi di telingaku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nayla sayang,,” sapa suara itu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papa,, papa dimana?? Ini nayla,,
papa ada dimana?? Papaa” teriakku kegirangan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papa disini sayang,,” suara yang di ikuti sosok putih, tampan, dan
bercahaya</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ku berlari kencang dan memeluk
sosok itu. Sosok yang selama ini ku rindukan. Airmata berhamburan membanjiri
pipiku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nayla rindu papa,, rinduu”
kataku terisak-isak</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Iya sayang,, papa tau. Sebentar
lagi kita akan pulang sayang, nayla sama papa akan pulang bersama-sama, nanti
papa akan jemput nayla” ucap papa sambil mengelus kepalaku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“nayla mau ikut papa sekarang
saja, nayla mau sama-sama papa” kataku merengek</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“belum bisa sayang,, nanti yah,,
papa tunggu nayla disini. Papa sayang nayla, terima kasih sudah membuat papa
bahagia.” Ujar papa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nayla buat papa bahagia??” tanyaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“iya sayang, papa bahagia dengan
doa yang nayla kirim, papa bahagia dengan kerudung dan jilbab yang nayla pakai,
papa bahagia dengan apa yang nayla lakukan” jawab papa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“nayla cantik nggak pa??” sambil
memperlihatkan kerudung dan jilbab putih bermanik-manik yang aku pakai. Aku
berputar-putar memperlihatkan kecantikan jilbab dan kerudungku itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Cantik sayang,, sangat cantik,,
kamu seperti wanita yang mau menikah,, papa sayang nayla” ujar papa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tiba-tiba semua gelap,hitam dan
hilang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Papaaa,,, papaaaa,,” teriakku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hanya mimpi??? Airmataku langsung
berhamburan. Aku rindu papa, sangat rindu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bunda berlari menghampiriku dan
memelukku dengan kuat. Bunda ketakutan mendengarkan aku teriak-teriak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“nayla kangen papa bunda,, nayla
tadi ketemu papa. Papa bilang nayla mau di ajak pulang” kataku sambil
terisak-isak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bunda tidak berkata apa-apa,
bunda hanya bisa diam dan memelukku lebih erat.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku dilarikan kembali ke Rumah
sakit setelah pingsan beberapa kali. Kondisi ku rasakan sangat down, aku tidak
bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah. Alat-alat mengerikan terpasang kembali ke
tubuhku yang kecil dan kurus ini. Suasana ICU yang mendukung, bunyi-bunyi
alat-alat mengerikan itu sangat terdengar jelas di telingaku. Aku rasakan
tubuhku melayang,, ku lihat sosok cahaya datang menyapaku dengan lembut. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Papa pun mendekatiku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“waktunya pulang sayang” bisik
papa di telingaku</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tahu,, sekaranglah waktunya
aku pulang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku melihat orang-orang yang aku
sayang untuk terakhir kalinya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semua terasa lembut, halus,
melayang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Cahaya lampion ku lihat semakin
redup, seredup hatiku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Bunda”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Maafkan nayla selama ini hanya
bisa buat bunda susah, maafkan nayla juga yang belum bisa membalas semua ini.
Maafkan nayla yang belum bisa berbakti sama bunda,, maafkan nayla bunda.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Teman-teman”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku bahagia memiliki kalian
semua, aku bahagia bisa menjadi pejuang bersama kalian, aku bahagia bisa
tertawa dan bercanda dengan kalian, maaf tidak bisa menemani kalian untuk
berjuang lagi. Tetap istiqomah ya,, maaf nayla tidak bisa bermain dengan kalian
lagi di laut nanti.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kakak”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kakak,, maafkan nayla sudah tidak
bisa memberikan kabar apapun lagi. Maafkan nayla yang tidak sempat pamitan
lagi. Maafkan nayla yang tidak bisa menepati janji untuk sembuh. Boneka bintang
biru sekarang ada dalam pelukan nayla. Nayla sangat bahagia,, sangaaat
bahagia,, nayla hanya akan ingat “Langit nayla hanya satu”, nayla berharap
kakak tidak akan pernah lupa bahwa kakak pernah punya satu bintang sirius.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sudah saatnya nayla pulang,,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nayla sayang kalian semua,, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-77139036480078112322013-01-28T14:35:00.001-08:002013-01-28T14:35:19.703-08:00“PEMUDA & PERUBAHAN”<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Banyak slogan yang
menggambarkan bahwa pemuda merupakan aset bangsa untuk masa nanti.
Diantaranya seperti “Pemuda adalah
Tonggak untuk menuju Perubahan”. Mengapa harus pemuda? Karena memang jelas
bahwa dalam diri pemudalah adanya sifat-sifat heroik yang bisa menggempur dunia
dengan ide dan partisipasinya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Dapat kita lihat begitu
banyak para Sahabat Rasulullah yang mengukir sejarah pada dunia dengan usia
mudanya. Contoh Abdullah bin Abbas, Ali bin abi thalib, Zaid bin haritsah, <span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Mush’ab bin Umair</span> , <span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Saad bin Abi Waqqash</span> dan yang tidak asing lagi bagi kita yaitu
Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstantinopel. Sang Penakluk yang namanya
menjadi batu loncatan semangat para pemuda untuk menaklukkan kota Roma. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Hari ini marilah kita
lihat fakta yang diberikan Negara Indonesia yang kita cintai, pemuda-pemuda
yang seharusnya menjadi aset bangsa malah dirusak dengan berbagai macam cara.
Adanya penyebaran Narkoba yang tidak selesai-selesai dibasmi, banyaknya
pangkalan atau cafe-cafe yang menyajikan minuman keras, banyak tawuran sana
sini. Bahkan lebih parah banyaknya tempat-tempat prostitusi yang dijadikan
“base camp” para pemuda. Naudzubillah!!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Inikah pemuda-pemuda
yang dikatakan tonggak perubahan??? Sekali-kali bukan!!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Pemuda yang bisa
melanjutkan estafet perjuangan dari Rasulullah dan para sabahatnya hanyalah
pemuda yang beraqidah islam dan menjadikan dakwah sebagai poros utama
kehidupan, yang mempunyai semangat juang yang tinggi, yang bisa mengemban
dakwah dengan pemahaman Ideologi yang shohih yaitu Ideologi Islam. Pemuda
seperti inilah yang bisa mendobrak dunia dan menjalankan proyek terbesar yang
Allah SWT percayakan. Proyek besar??? Ya, Proyek besar yang dimana kita akan
menghancurkan bangunan-bangunan jahiliyah dan menggantikannya dengan bangunan
Islam yang berdiri megah, tangguh & kokoh.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Pemuda seperti inilah
yang bisa menegakkan kembali panji-panji Rasulullah kita tercinta, yang bisa
menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia dengan keyakinan yang kuat, yang
bisa menjalankan Agenda besar umat islam yaitu Perubahan Dunia secara Global.
Perubahan yang dengan itu kemuliaan Islam akan kembali lagi dalam tangan umat
muslim. Perubahan dalam naungan Khilafah Minjah An Nubuwwah dan di bawah
pimpinan seorang khalifah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;">Hendaklah para pemuda
mengikuti semangat para shahabat Rasulullah dalam menegakkan Islam kembali dan
menguasai dunia. Hendaklah mereka membangunkan para pemuda yang lain untuk
sama-sama berjuang dan “mengaumkan” dunia dengan Syariah dan Khilafah seperti
yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih!!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;"><span style="background-color: black;">Siapakah Muhammad Al
Fatih kedua untuk menaklukkan kota ROMA??? Mari berlomba kawan, Kota Roma
menanti Anda!</span>!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;"> Bintang
Kecil Perindu Khilafah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="color: orange;"> Muslimah
Revolt</span><o:p></o:p></span></div>
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-6741338714768561212013-01-27T20:14:00.000-08:002013-01-27T20:14:14.812-08:00BAGAIMANA MERUJUK PADA ULAMA SALAF?<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Kita acapkali mendengar bahwa sudah selayaknya kaum Muslim merujuk kepada para ulama salaf. Lalu siapakah sebenarnya ulama salaf itu?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Jawab:</div>
</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Salaf secara harfiah berarti madhâ (berlalu), juga berarti generasi pendahulu seseorang.[1] Menurut Ibn Manzhur, salaf mempunyai dua konotasi: Pertama, setiap amal salih yang dipersembahkan oleh seseorang sehingga amal tersebut menjadi peninggalannya. Kedua, nenek moyang yang telah mendahului Anda, atau kerabat Anda, yang usia dan kemuliaannya berada di atas Anda. Karena itu, generasi pertama Islam, yaitu para sahabat dan tâbi‘în, disebut Salaf Shâlih.[2] </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Prof. Dr. Muhammmad Rawwas Qal'ah Ji, dalam Mu'jam Lughat al-Fuqahâ', menyatakan bahwa istilah salaf bukan hanya untuk para sahabat dan tâbi‘în, melainkan termasuk para tâbi‘ at-tâbi‘în serta imam mujtahid terdahulu yang (ijtihadnya) bisa diterima.[3]</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Dengan konotasi seperti ini, ulama salaf itu meliputi generasi sahabat, generasi tâbi‘în, generasi tâbi‘ at-tâbi‘în, dan para imam mujtahid. Selain generasi ini, dalam khazanah keilmuan Islam, disebut dengan istilah khalaf. Artinya, khalaf juga merupakan kebalikan salaf. Khalaf sendiri secara harfiah berarti pengganti, di belakang, atau yang ditinggalkan. Dari sini, Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal'ah Ji menyatakan bahwa khalaf berarti generasi ulama pasca tâbi‘ at-tâbi‘în.[4] Dengan konotasi seperti ini, maka para ulama klasik seperti Ibn Hazm (w. 1064 M), al-Ghazali (w. 1111 M), as-Sarahsi (w. 1112 M), ar-Razi (w. 1228 M), Ibn Qudamah (w. 1242 M), an-Nawawi (w. 1277 M), Ibn Taimiyah (w. 1328 M), Ibn Hajar al-Asqalani (w. 1474 M) dan sebagainya termasuk dalam kategori ulama khalaf. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Hanya saja, persoalannya bukan terletak pada status salaf atau khalaf sehingga salaf pasti lebih baik daripada khalaf. Sebab, generasi khalaf pun berhak mendapatkan status kemuliaan sebagaimana yang diperoleh oleh generasi salaf, seperti yang telah dinyatakan dalam Hadis Nabi saw.:</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
«أَتَدْرُوْنَ أَيَّ أَهْل الإِيْمَانِ أَفْضَلُ إِيْمَانًا؟... قاَلَ: أَقْوَامٌ يَأْتُوْنَ مِنْ بَعْدِيْ فِي أَصْلاَبِ الرِّجَالِ فَيُؤْمِنُوْنَ بِيْ وَلمَ ْيَرَوْنِي، وَيَجِدُوْنَ الْوَرَقَ الْمُعَلَّقَ فَيَعْمَلُوْنَ بِمَا فِيْهِ» </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
"Tahukan kalian, siapakah orang beriman yang paling baik keimanannya?"....Beliau menjawab, "Suatu kaum yang datang setelahku sebagai orang-orang yang kuat; mereka mengimaniku, sekalipun tidak pernah melihatku; mereka menemukan kertas yang tergantung, lalu melaksanakan isinya." (HR al-Hakim).</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Hadis ini dengan jelas menyatakan status keimanan generasi pasca sahabat, termasuk di dalamnya generasi khalaf, yang dinobatkan sebagai generasi paling baik keimanannya, karena mereka melaksanakan isi kertas yang tergantung, yaitu al-Quran dan as-Sunnah, dalam kehidupan mereka. Mereka memang tidak pernah hidup pada zaman Nabi saw. dan tidak sempat bertemu beliau, tetapi mereka mengimaninya dan melaksanakan seluruh ajarannya. Artinya, masalahnya bukan terletak pada status salaf (terdahulu) dan khalaf (belakangan) mereka, tetapi pada keteguhan mereka dalam mengimplementasikan seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasul saw. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
MAKSUD MERUJUK PADA ULAMA SALAF </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Allah memang menciptakan manusia dengan potensi intelektual yang berbeda satu sama lain. Karena itu, Allah memerintahkan agar yang potensi intelektualnya kurang bertanya kepada orang yang mempunyai potensi intelektual lebih. Allah Swt. berfirman:</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
]فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ[</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui. (QS an-Nahl [16]: 43).</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Nabi saw. juga bersabda: </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
«أَلمَ يَكُنْ شِفَاءُ الْعَيِّ السُّؤَاْلُ» </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Bukanlah obat bagi orang yang buta (tidak tahu) itu adalah bertanya? (HR al-Hakim).</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Karena itu, taklid dalam keberislaman seseorang memang telah dimaklumi kebolehannya. Hanya saja, tetap harus dibedakan antara persoalan akidah dan hukum. Dalam akidah, taklid tidak diperbolehkan, sementara dalam persoalan hukum diperbolehkan. Sebab, terdapat banyak nash yang melarang taklid dalam berakidah, sementara dalam berhukum tidak; sekalipun tentu ini bukan merupakan perintah asal bagi setiap mukallaf. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Meski demikian, tetap harus dicatat, bahwa kebolehan taklid kepada orang bukan berarti mengikuti orangnya, melainkan mengikuti pendapat dan pandangan yang menjadi ijtihadnya. Sebab, setiap manusia wajib mengikat seluruh perbuatannya dengan hukum Allah, baik dengan cara berijtihad sendiri ataupun bertaklid kepada mujtahid lain. Jika seorang Abu Hanifah, Malik, as-Syafi'i atau Ahmad, misalnya, bukan mujtahid, maka taklid kepada mereka tentu tidak diperbolehkan. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Karena itu, status mengikuti ulama bisa diklasifikasikan menjadi dua: (1) taklid; jika ulama yang diikuti adalah seorang mujtahid; (2) ta'lîm wa ta'allum (belajar-mengajar); jika ulama yang diikuti bukanlah seorang mujtahid. Meski demikian, masing-masing ulama tersebut tetap harus memenuhi kualifikasi adil dan 'alîm (berilmu).[5]</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Dari sini, bisa disimpulkan, bahwa maksud merujuk kepada ulama salaf tidak lain adalah mengikuti pendapat dan pandangan mereka, bukan mengikuti individu mereka; atau mengikuti hukum dan pandangan yang menjadi ijtihad mereka, bukan pandangan yang lahir dari hawa nafsu mereka. Karena itu, keilmuan mereka yang digunakan untuk berijtihad, yang ditopang dengan keadilan mereka—sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali[6]—menjadikan mereka sebagai rujukan dan panutan generasi setelah mereka. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Mengikuti pendapat dan pandangan ulama salaf tidak serta-merta karena figur kesalafannya, yang oleh Imam Ali k.w. disebut rijâl, tetapi karena aspek kebenaran pendapat dan pandangan (al-haqq)-nya, dan baru bisa dinilai; apakah rijâl (figur salaf atau khalaf) tersebut benar atau salah. Untuk mengetahui aspek kebenaran pendapat dan pandangan (al-haqq)-nya itu tidak ada jalan lain melainkan dengan menganalisis kuat-lemahnya dalil yang menjadi sandarannya. Imam Ali pernah menyatakan:</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
«إِنَّ الْحَقَّ لاَ يُعْرَفُ بِالرِّجَالِ اَعْرِفِ الْحَقَّ تَعْرِفِ أَهْلَهُ»</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya kebenaran itu tidak bisa diketahui melalui figur (orang)-nya. Ketahuilah kebenaran itu, baru kamu akan mengetahui orangnya. (Dikeluarkan oleh al-Manawi dalam Faydh al-Qadîr). </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Kenyataan inilah yang menjadi alasan para ulama ushul menolak menjadikan mazhab sahabat sebagai dalil syariat, tetapi hanya sebatas hukum yang dihasilkan oleh sahabat, sebagaimana lazimnya mujtahid yang lain. Karena itu, statusnya sama; sama-sama mempunyai potensi benar dan salah. Ini berbeda dengan apa yang disepakati oleh para sahabat, yang kemudian dikenal dengan Ijma Sahabat. Yang terakhir ini merupakan dalil syariat yang pasti benar.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
Akan tetapi, ini juga tidak berarti bahwa mengikuti mereka tidak penting, karena yang penting hanya mengikuti dalil. Sikap demikian hanya akan memutus mata rantai keilmuan syariat yang dibutuhkan untuk memahami dalil-dalil syariat tersebut, sebagaimana yang lazim disuarakan oleh kalangan Muslim Liberal. Sebab, harus diakui bahwa untuk memahami dan menggali dalil agar bisa dikeluarkan menjadi produk hukum syariat hanya bisa dilakukan dengan metode berpikir 'aqliyyah (rasional), yang meniscayakan adanya informasi kesyariatan. Informasi kesyariatan itu sendiri meniscayakan peranan ulama salaf, yang telah berjasa mensistematisasikan khazanah keilmuan Islam yang luar biasa itu. Karena itu, apapun upaya yang dilakukan untuk memahami dan menggali dalil syariat, tanpa bantuan keilmuan mereka, hanyalah upaya yang sia-sia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: left;">Wallâhu a‘lam![HAR]</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">--------------------------</span><wbr style="text-align: left;"></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block; text-align: left;"></span><span style="text-align: left;">--------------------------</span><wbr style="text-align: left;"></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block; text-align: left;"></span><span style="text-align: left;">--------------------------</span><wbr style="text-align: left;"></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block; text-align: left;"></span><span style="text-align: left;">--</span><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">CATATAN KAKI</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[1] Ar-Râzi, Mukhtâr as-Shihhâh, Maktabah Lubnân, Beirut, 1999, hal. 272; Ibn Mandhûr, Lisân al-'Arab, Dâr al-Fikr, Beirut, t.t., juz IX, hal. 158-159.</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[2] Ibn Mandhûr, Ibid, juz IX, hal. 158-159.</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[3] Prof. Dr. Muhammad Rawwâs Qal'ah Ji, Mu'jam Lughat al-Fuqahâ', Dâr an-Nafâ'is, Beirut, cet. I, 1996, hal. 222.</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[4] Prof. Dr. Muhammad Rawwâs Qal'ah Ji, Mu'jam Lughat al-Fuqahâ', Dâr an-Nafâ'is, Beirut, cet. I, 1996, hal. 222.</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[5] Al-Ghazâli, al-Mustasfa fi 'Ilm al-Ushûl, Dâr al-Kutub al-'Ilmiyyah, Beirut, 2000, hal. 373.</span><br style="text-align: left;" /><br style="text-align: left;" /><span style="text-align: left;">[6] Ibid, hal. 373</span></div>
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-25095974501103683782013-01-26T11:30:00.000-08:002013-01-25T23:54:08.079-08:00Sekilas tentang Thibbun Nabawi<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Thibbun Nabawi? Nama apa itu? Mungkin orang-orang awam belum mengerti apa itu thibbun nabawi. Tetapi dalam dunia kesehatan Thibbun Nabawi sudah sering terdengar. Disini saya akan mengupas sedikit tentang apa sih Thibbun Nabawi itu? Penting ga sih dalam kehidupan kita?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Thibun nabawi adalah tata cara pengobatan Rosululloh SAW. Pada masa sekarang ini telah banyak orang yang melupakan atau mungkin belum mengenal thibbun nabawi, hal ini disebabkan karena semakin jauhnya umat islam sendiri dari agamanya ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin modernnya teknologi pada dunia medis, sehingga banyak umat islam menganggap bahwa tata cara pengobatan warisan Rosululloh SAW sudah ketinggalan zaman dan tidak berlaku lagi untuk masyarakat modern, padahal jika kita sebagai umat islam mau mempelajari dan memahami thibbun nabawi niscaya akan banyak hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan khususnya dalam dunia pengobatan, selain itu tentunya kita juga akan mendapatkan bonus pahala sunah.</span></div>
<ul><span style="color: purple;">
</span>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: purple;">Konsep dasar Thibbun Nabawi:</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Mencegah timbulnya penyakit</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Mengkonsumsi makanan berkualitas & bergizi dengan Balance Nutrition=</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Tidak mengkonsumsi makan beracun & racun</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Melakukan pengobatan & pembuangan racun dalam tubuh</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span></ul>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Konsumsilah makan yang berkualitas, seperti :</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<ol><span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Qs. Al Anbiya : 30 —— dari air kita jadikan sesuatu yang hidup</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Qs. Al Baqarah : 233 —— memberi ASI hingga umur 2 tahun</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Qs. An Nahl —— membiasakan minum madu secara rutin</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">HR Abu Daud —— minum susu</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">HR Bukhari Muslim & Tirmidzi —— konsumsi minyak habbatussauda dan zaitun membiasakan mengkonsumsi herbal</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span></ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Adapun Terapi Thibbun Nabawi yang dilakukan Rasulullah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<ol><span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Al Hijamah / Bekam</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Ruqyah</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Memperlancar BAB dan BAK</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Terapi madu dan Al Qur’an</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Bedah / operasi</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span>
<li><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Berobat ke dokter dengan pengobatan yang halalan toyyiban</span></div>
</div>
<span style="color: purple;">
</span></li>
<span style="color: purple;">
</span></ol>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;">Semua jenis obat dan tata cara pengobatan tersebut tentunya akan berhasil secara maksimal jika kita meyakininya secara total baik dengan hati maupun pikiran, seperti pernyataan Ibnul Qoyim Al –Juziyah bahwa keyakinan adalah doa. Dalam islam atau dalam thibbun nabawi kita memiliki keyakinan dan doa kepada Allah. Dengan obat dan tata cara pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai sekaligus disertai keyakinan yang diiringi dengan doa, Insya Allah tidak ada penyakit yang tidak dapat diobati, kecuali penyakit yang membawa kematian</span></div>
</div>
<div>
<div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-8451466546503562922013-01-26T03:28:00.000-08:002013-01-26T03:28:14.234-08:00Langit & Bintang<span style="background-color: black; color: orange;"><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Langit & Bintang itu tidak akan terpisah...</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Dimana ada langit pasti ada bintang...</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Malam yang menyatukan mereka dalam Pelukan-Nya..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Dan di hiasi oleh bulan...</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Tetapi, kadang sering di tutupi oleh "Awan" & "mendung"...</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br />Bintang...<br />Begitu banyak menghiasi langit...<br />Tapi.. Hanya 1 yang paling terang memancarkan cahaya-Nya...<br />Jangan tertipu akan kemilau bintang lain yang cahayanya masih "Berkedip"..<br /><br />Aku...<br />Aku ingin seperti satu bintang itu..<br />Bintang yang tidak pernah lelah memancarkan cahaya-Nya...<br />Bintang yang tidak pernah letih menemani Langit dalam pelukan malam...<br />Bintang yang tidak pernah mengeluh memancarkan cahaya-Nya yang paling terang untuk menghiasi langit,,,<br /><br />Tapi...<br />Tahukah Engkau kawan...<br />Bintang yang memancarkan cahaya yang paling terang itu konon "umurnya" pendek sehingga dalam waktu yang singkat akan padam dan akan meninggalkan langit,,,<br /><br />Bintang...<br />Bintang tidak akan pernah lupa...<br />Langitnya hanya 1...<br /><br />Langit...<br />Apakah Engkau akan melupakan Bintang itu???<br />Hanya "Langit" yang bisa menjawabnya..</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-12730620576489290482013-01-25T20:28:00.000-08:002013-01-25T23:53:42.027-08:00Tokoh Inspiratif -- Siti Aisyah binti Abu BakarSiti Aisyah memiliki gelar ash-Shiddiqah, sering dipanggil dengan Ummu Mukminin, dan nama keluarganya adalah Ummu Abdullah. Kadang-kadang ia juga dijuluki Humaira’. Namun Rasulullah sering memanggilnya Binti ash-Shiddiq. Ayah Aisyah bernama Abdullah, dijuluki dengan Abu Bakar. Ia terkenal dengan gelar ash-Shiddiq. Ibunya bernama Ummu Ruman. Ia berasal dari suku Quraisy kabilah Taimi di pihak ayahnya dan dari kabilah Kinanah di pihak ibu.<br />
<br />
Sementara itu, garis keturunan Siti Aisyah dari pihak ayahnya adalah Aisyah binti Abi Bakar ash-Shiddiq bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Umar bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Fahr bin Malik. Sedangkan dari pihak ibu adalah Aisyah binti Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abd Syams bin Itab bin Adzinah bin Sabi’ bin Wahban bin Harits bin Ghanam bin Malik bin Kinanah.<br />
<br />
Siti Aisyah lahir pada bulan Syawal tahun ke-9 sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 614 Masehi, yaitu akhir tahun ke-5 kenabian. Kala itu, tidak ada satu keluarga muslim pun yang menyamai keluarga Abu Bakar ash-Shiddiq dalam hal jihad dan pengorbanannya demi penyebaran agama Islam. Rumah Abu Bakar saat itu menjadi tempat yang penuh berkah, tempat makna tertinggi kemuliaan, kebahagiaan, kehormatan, dan kesucian, dimana cahaya mentari Islam pertama terpancar dengan terang.<br />
<br />
Dari perkembangan fisik, Siti Aisyah termasuk perempuan yang sangat cepat tumbuh dan berkembang. Ketika menginjak usia sembilan atau sepuluh tahun, ia menjadi gemuk dan penampilannya kelihatan bagus, padahal saat masih kecil, ia sangat kurus. Dan ketika dewasa, tubuhnya semakin besar dan penuh berisi. Aisyah adalah wanita berkulit putih dan berparas elok dan cantik. Oleh karena itu, ia dikenal dengan julukan Humaira’ (yang pipinya kemerah-merahan). Ia juga perempuan yang manis, tubuhnya langsing, matanya besar, rambutnya keriting, dan wajahnya cerah.<br />
<br />
Tanda-tanda ketinggian derajat dan kebahagiaan telah tampak sejak Siti Aisyah masih kecil pada perilaku dan grak-geriknya. Namun, seorang anak kecil tetaplah anak kecil, dia tetap suka bermain-main. Walau masih kecil, Aisyah tidak lupa tetap menjaga etika dan adab sopan santun ajaran Rasulullah di setiap kesempatan.<br />
<br />
Pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah merupakan perintah langsung dari Allah, setelah wafatnya Siti Khadijah. Setelah dua tahun wafatnya Khadijah, turunlah wahyu kepada kepada Rasulullah untuk menikahi Aisyah, kemudian Rasulullah segera mendatangi Abu Bakar dan istrinya, mendengar kabar itu, mereka sangat senang, terlebih lagi ketika Rasulullah setuju menikahi putri mereka. Maka dengan segera disuruhlah Aisyah menemui beliau.<br />
<br />
Pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah terjadi di Mekkah sebelum hjirah pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian. Ketika dinikahi Rasulullah, Siti Aisyah masih sangat belia. Di antara istri-istri yang beliau nikahi, hanyalah Aisyah yang masih dalam keadaan perawan. Aisyah menikah pada usia 6 tahun. Tujuan inti dari pernikahan dini ini adalah untuk memperkuat hubungan dan mempererat ikatan kekhalifahan dan kenabian. Pada waktu itu, cuaca panas yang biasa dialami bangsa Arab di negerinya menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak perempuan menjadi pesat di satu sisi. Di sisi lain, pada sosok pribadi yang menonjol, berbakat khusus, dan berpotensi luar biasa dalam mengembangkan kemampuan otak dan pikiran, pada tubuh mereka terdapat persiapan sempurna untuk tumbuh dan berkembang secara dini.<br />
<br />
Pada waktu itu, karena Siti Aisyah masih gadis kecil, maka yang dilangsungkan baru akad nikah, sedangkan perkawinan akan dilangsungkan dua tahun kemudian. Selama itu pula beliau belum berkumpul dengan Aisyah. Bahkan beliau membiarkan Aisyah bermain-main dengan teman-temannya. Kemudian, ketika Aisyah berusaha 9 tahun, Rasulullah menyempurnakan pernikahannya dengan Aisyah. Dalam pernikahan itu, Rasulullah memberikan maskawin 500 dirham. Setelah pernikahan itu, Aisyah mulai memasuki rumah tangga Rasulullah.<br />
<br />
Pernikahan seorang tokoh perempuan dunia tersebut dilangsungkan secara sederhana dan jauh dari hura-hura. Hal ini mengandung teladan yang baik dan contoh yang bagus bagi seluruh muslimah. Di dalamnya terkandung hikmah dan nasehat bagi mereka yang menganggap penikahan sebagai problem dewasa ini, yang hanya menjadi simbol kemubaziran dan hura-hura untuk menuruti hawa nafsu dan kehendak yang berlebihan.<br />
<br />
Dalam hidupnya yang penuh jihad, Siti Aisyah wafat dikarenakan sakit pada usia 66 tahun, bertepatan dengan bulan Ramadhan, tahun ke-58 Hijriah. Ia dimakamkan di Baqi’. Aisyah dimakamkan pada malam itu juga (malam Selasa tanggal 17 Ramadhan) setelah shalat witir. Ketika itu, Abu Hurairah datang lalu menshalati jenazah Aisyah, lalu orang-orang pun berkumpul, para penduduk yang tinggal di kawasan-kawasan atas pun turun dan datang melayat. Tidak ada seorang pun yang ketika itu meninggal dunia dilayat oleh sebegitu banyak orang melebihi pelayat kematian Aisyah.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-59536757419983580242013-01-25T20:13:00.002-08:002013-01-25T23:46:11.889-08:00IDEOLOGI ISLAM<br />
Hakikat Ideologi <br />
<br />
Secara harfiah, kata idelogi bukan berasal dari islam. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, idea dan logos; Idea berarti gagasan, sedangkan logos berarti pengetahuan. Dalam istilah politik, ideologi adalah sistem yang menyangkut filsafat, ekonomi, politik, kepercayaan sosial dan ide-ide. Atau dalam ungkapan yang lebih sederhana bisa didefinisikan dengan pemikiran yang mendasar, yang tidak dibangun berdasarkan pemikiran lain. Pemikiran mendasar seperti ini adalah pemikiran dasar (ushûl), bukan cabang (furû'), sekalipun kadang ada pemikiran cabang yang bisa menghasilkan pemikiran lain, seperti Patriotisme, Nasionalisme dan sebagainya. Pemikiran cabang seperti ini, memang bisa menghasilkan pemikiran lain, tetapi tidak otomatis akan menjadikannya sebagai ideologi, karena pemikiran tersebut bukan pemikiran dasar. Pemikiran ini hanya layak disebut kaidah (qâ'idah), bukan ideologi (mabda').<br />
<br />
Adapun pemikiran ushûl, dalam pandangan ulama' Usuludîn adalah akidah; pemikiran yang menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan, serta apa yang ada sebelum kehidupan (Allah), dan apa yang ada setelahnya (Hari Kiamat), berikut semuanya hubungan dengan sebelum dan sesudah kehidupan (syariat dan hisâb/perhitungan amal). Karena pemikiran ushul ini merupakan asas kehidupan; jika manusia melihat pada dirinya, misalnya, dia akan menemukan, bahwa dia hidup di alam, maka selama dia tidak mempunyai pemikiran mengenai dirinya, kehidupan dan alam yang ada di sekelilingnya, dari aspek ada dan penciptaannya, maka dia tidak akan mampu memunculkan pemikiran yang layak untuk dijadikan asas kehidupannya. <br />
<br />
Hanya saja tidak semua pemikiran akidah bisa menjadi ideologi, kecuali pemikiran akidah yang rasional; akidah yang lahir dari pembahasan rasional. Jika akidah tersebut merupakan dogmatis atau doktriner, maka ia tidak akan pernah menjadi pemikiran, karena tidak mempunyai realitas, dan karena itu tidak disebut pemikiran yang menyeluruh, sekalipun disebut akidah. Contohnya, pemikiran mengenai eksistensi tiga oknum Tuhan, Bapak, Anak dan Roh Kudus, diyakini sama dengan satu, adalah pemikiran yang tidak bisa dibuktikan realitasnya. Sebab, secara logis satu berbeda dengan tiga, dan terbukti secara riil, satu adalah satu, dan tiga adalah tiga, dimana masing-masing adalah realitas yang berbeda. Maka, menyatakan ide trinitas sebagai ide ketuhanan yang maha esa, jelas bertentangan dengan realitas. Karena itu, akidah seperti ini hanya diterima sebagai dogma dan doktrin kebenaran, bukan sebagai hasil pembahasan rasional, yang terbukti realitasnya. Dengan demikian, akidah seperti ini tidak layak menjadi ideologi. <br />
<br />
Selain definisi di atas, ideologi juga bisa didefinisikan dengan akidah rasional yang mampu memancarkan sistem. Maka, bisa disimpulkan bahwa Islam adalah ideologi, karena akidahnya merupakan akidah rasional yang mampu memancarkan sistem, yaitu akumulasi hukum syara' untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Masalah hubungan manusia dengan tuhannya, dirinya sendiri dan juga sesamanya. Dengan demikian, Islam bukan hanya agama, tetapi juga ideologi. Berbeda dengan Kristen, Yahudi, maupun yang lain, atau Kapitalisme dan Sosialisme. Kristen dan Yahudi hanyalah agama; masing-masing hanya mengajarkan spiritualisme, tanpa sistem yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan hidup manusia. Sementara Kapitalisme dan Sosialisme adalah ideologi, bukan agama, karena tidak mampu menyelesaikan masalah spiritualitas manusia yang muncul dari naluri beragama mereka.<br />
<br />
Maka, menyatakan ideologi sebagai ciptaan akal manusia, semata karena melihat Kapitalisme dan Sosialisme, kemudian digeneralisir untuk menyebut semua ideologi adalah produk akal jelas merupakan kesalahan logis. Ideologi memang pemikiran yang bersemayam pada benak manusia, tapi sumber pemikiran itu bisa dari kejeniusan akal, dan bisa pula dari wahyu Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Islam sebagai ideologi yang terbukti ketangguhannya sepanjang zaman, baik ketika diemban oleh negara maupun tidak, adalah ideologi yang bukan merupakan produk akal manusia, melainkan dari wahyu Allah SWT semata (lihat QS. Al Baqarah 32, QS. Al Mukmin 2, dan QS. An Najm 3-4, QS. An Nahl 44). <br />
<br />
Demikian juga menyamakan Islam dengan Kristen dan Yahudi, karena masing-masing sama-sama merupakan agama yang mengajarkan spiritualitas juga jelas merupakan kesalahan analitis. Sebab, Kristen dan Yahudi tidak mempunyai konsepsi kehidupan, selain konsepsi keakhiratan, dan masing-masing agama ini tidak mempunyai sistem untuk menyelesaikan seluruh permasalahan kehidupan. Lebih-lebih kemudian menyamakan Islam dengan Kristen dan Yahudi sebagai sumber konflik, karena itu Islam harus dijauhkan dari wilayah politik, dan dikembalikan pada relnya sebagai ajaran spiritual yang berfungsi mencerahkan jiwa, jelas merupakan kesalahan logika yang sangat fatal. Semuanya ini merupakan kesalahan berfikir yang sengaja ditanamkan oleh para pengemban ideologi Kapitalis dan Sosialis, alias orang-orang kafir imperialis, dengan tujuan licik agar umat Islam tidak bisa bangkit membebaskan diri dari cengkeraman penjajahan mereka.<br />
<br />
Realitas Akidah Islam sebagai Ideologi<br />
<br />
Sebagai ideologi, akidah Islam adalah akidah rasional yang mampu memancarkan sistem. Rasionalitas akidah Islam ini, bisa dibuktikan dengan tidak adanya kontradiksi antara apa yang diyakini dengan realitasnya, dan bisa dibuktikan. Keyakinan mengenai adanya Allah sebagai pencipta alam, manusia dan kehidupan, misalnya, sesuai dengan realitas alam, manusia dan kehidupan itu sendiri yang terbatas. Dengan keterbatasannya, masing-masing membutuhkan kepada yang lain. Tentu, yang dibutuhkan adalah zat yang tidak terbatas, baik waktu, tempat maupun yang lain. Maka, yang dibutuhkan pasti zat yang azali (azaliyu al-wujûd), yang ada dengan sendirinya (wâjib al-wujûd) dan tidak didahului yang lain. Dia bukan makhluk (makhlûq), bukan pencipta dirinya sendiri (khâliq li nafshi), tetapi azali (azaliyu al-wujûd). Dialah Allah SWT. zat yang Maha Esa, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Allah berfirman:<br />
<br />
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya, segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Q.s. al-Ikhlâs [112]: 1-4).<br />
Allah juga berfirman:<br />
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.s. al-Hadîd [57]: 3)<br />
Sedangkan keyakinan mengenai al-Qur'an sebagai firman Allah, sesuai dengan realitas al-Qur'an yang merupakan kitab suci berbahasa Arab. Sebagai kitab suci yang berbahasa Arab, ada tiga kemungkinan bagi al-Qur'an: Pertama, al-Qur'an adalah kata-kata orang Arab (kalâm al-'Arab), dan kemungkinan ini jelas batil, karena terbukti sejak diturunkannya al-Qur'an hingga sekarang, atau sekitar 14 abad, tidak ada satu orang Arab pun yang bisa membuatnya, atau membuat satu surat sepertinya, padahal tantangan al-Qur'an <br />
kepada mereka sejak turunnya tetap berlanjut sepanjang masa. Kedua, al-Qur'an adalah sabda Nabi Muhammad SAW. (kalâm Muhammad), dan kemungkinan ini juga batil, karena dua alasan: Pertama, Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab, sehingga kepadanya berlaku tantangan terhadap bangsa Arab pada kemungkinan pertama tersebut, dan jika semua orang Arab terbukti tidak mampu, maka demikian juga dengan Nabi Muhammad SAW. Sebab, beliau merupakan bagian dari orang Arab. Kedua, dari mulut Rasul telah keluar dua nash yang berbeda, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, sementara masing-masing mempunyai gaya bahasa yang berbeda. Jika keduanya keluar dari mulut yang sama, dan sabda atau kata orang yang sama, tentu keduanya pasti sama, dari sisi gaya bahasa dan ungkapannya. Ternyata, masing-masing sangat jauh perbedaannya. Maka, jelas al-Qur'an bukan merupakan sabda atau kata-kata Nabi Muhammad SAW. Ketiga, al-Qur'an adalah firman Allah SWT. dan inilah realitas al-Qur'an, setelah dibuktikan dengan dua kemungkinan sebelumnya.<br />
Allah juga berfirman:<br />
"Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya al-Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam (bahasa non-Arab), sedangkan al-Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang." (Q.s. an-Nahl [16]: 103).<br />
Adapun keyakinan mengenai Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul Allah adalah keyakinan yang dibangun berdasarkan realitas, bahwa beliaulah yang menyampaikan al-Qur'an, yang merupakan firman Allah SWT. Sementara tidak seorang manusiapun yang diberi tugas untuk menyampaikan kitab suci yang diturunkan Allah SWT, kecuali dia adalah seorang nabi dan Rasul yang diutus oleh-Nya.<br />
Allah SWT. berfirman:<br />
"Dan kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepda umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan." (Q.s. an-Nahl [16]: 44).<br />
Keyakinan terhadap perkara di atas terbukti tidak bertentangan dengan realitas yang ada; ketiganya juga bisa dijangkau indra manusia. Sementara keyakinan terhadap malaikat, kitab-kitab terdahulu, rasul-rasul lain selain Nabi Muhammad SAW dan Hari Kiamat, adalah keyakinan yang juga tidak bertentangan dengan realitas yang diyakini. Karena keempat realitas tersebut dinyatakan keberadaannya oleh nash yang qath'i dan pasti benar, baik al-Qur'an dan as-Sunnah.<br />
Hal ini dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:<br />
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (Q.s. an-Nisâ [4]: 136).<br />
<br />
Ini jelas berbeda dengan kepercayaan pada hantu, misalnya, yang sama sekali tidak terbukti realitasnya, baik secara indrawi maupun penukilan yang dinyatakan oleh nash yang qath'i. Adapun keyakinan terhadap qadhâ' dan qadar, sebagaimana yang dibahas oleh Mutakallimin, sebagai perbuatan yang memaksa manusia, baik yang berasal darinya maupun yang menimpa dirinya, serta khasiyyât benda diciptakan Allah; dimana baik dan buruknya semata-mata dari Allah adalah keyakinan yang sesuai dengan realitas, baik perbuatan maupun benda. <br />
<br />
Semuanya ini membuktikan rasionalitas akidah Islam sebagai keyakinan yang bulat, tidak bertentangan dengan realitas dan bersumber dari dalil. Dengan keyakinan yang rasional mengenai adanya Allah sebagai pencita alam, manusia dan kehidupan, serta keyakinan yang rasional mengenai al-Qur'an sebagai syariat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada seluruh umat manusia, sebagai standar akuntabilitas di hadapan Allah, serta Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul, sang pembawa dan penjelas syariat, dan Hari Kiamat yang menjadi hari pembalasan dan perhitungan (hisâb), maka gambaran tersebut akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam kehidupan, yang akan menempatkannya pada jalur yang benar dan konsisten. Pada saat itulah, visi dan misi hidupnya sebagai pengemban risalah yang agung dan mulia di muka bumi akan terwujud. Kemudian, sistem yang terpancar dari risalah tersebut akan ditegakkan di muka bumi dengan dorongan keyakinan yang bulat serta ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT. Inilah hakikat akidah rasional Islam, yang memancarkan sistem dalam kehidupan.<br />
<br />
Dengan demikian, akidah Islam merupakan akidah yang dibangun berdasarkan akal. Sebab, setiap muslim dituntut agar mengimani semua perkara yang diyakininya dengan akal, baik secara langsung dengan akal maupun secara tidak langsung bila memang tidak bisa dijangkau oleh akal; yaitu dengan memahami realitas yang dinyatakan oleh dalil-dalil dari nash qath'i/pasti (Al Quran dan As Sunnah) yang telah dibuktikan kebenarannya dengan akal. Disamping itu akidah Islam juga sesuai dengan fitrah manusia. Sebab, akidah Islam mengakui kebutuhan manusia kepada Allah Sang Pencipta, bukan hanya untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, tapi juga hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan dirinya sendiri.<br />
<br />
Lahirnya Sistem Islam dari Akidah Islam<br />
<br />
Sebagai akidah rasional yang memancarkan sistem, ideologi Islam mempunyai proses yang berbeda dengan Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika realitas kehidupan dan akal manusia merupakan satu-satunya sumber bagi Kapitalisme untuk melahirkan sistemnya, sementara faktor produksi dan akal manusia merupakan satu-satunya sumber bagi Sosialisme untuk melahirkan sistemnya, maka Islam berbeda dengan keduanya. Sistem Islam lahir dari sumber yang tetap, yaitu nash-nash syara' yang tetap, Al Quran dan As Sunnah, serta apa yang ditunjukkan oleh keduanya sebagai sumber sistem yang layak, yakni Ijma' Sahabat Rasulullah saw. dan Qiyas; dengan cara memahami nash-nash tersebut, memahami realitas yang terjadi dalam kehidupan, dan mengkompatibelkan realitas dengan nash. Jika realitas itu kompatibel dengan nash, berarti hukum yang terdapat dalam nash tersebut merupakan hukum atas realitas itu. Dan demikian sebaliknya. Dengan mekanisme ini, sistem Islam tidak akan mengalami perubahan sepanjang waktu dan tempat. Pada waktu yang sama, di setiap waktu dan tempat akan lahir para ahli hukum Islam (fuqaha/mujtahid) yang akan mampu menggali hukum (ijtihad) dari nash-nash tersebut untuk menyelesaikan berbagai persoalan baru yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. <br />
<br />
Adapun sistem yang lahir dari akidah Islam adalah sistem yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan dirinya sendiri. Sistem tersebut meliputi dua aspek: Pertama, penyelesaian masalah (mu'âlajah li masyâkil al-insân), yang meliputi: 'ibadâh, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan jihad; mu'âmalah seperti sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik luar negeri; serta akhlâq. Kedua, metode (tharîqah), baik untuk menerapkan Islam, seperti Khilafah Islam, atau menjaga Islam, seperti sanksi hukum ('uqûbât) yang diterapkan oleh Khilafah Islam, ataupun menyebarluaskan Islam, seperti dakwah dan jihad yang diemban oleh Khilafah Islam. <br />
<br />
Maka, dengan adanya Khilafah Islam, seluruh penyelesaian masalah yang lahir dari akidah Islam tersebut bisa diterapkan dan dijaga, sehingga tidak ada satupun hukum Islam yang diabaikan, atau bahkan ditinggalkan. Dalam hal ini, al-Ghazâli menyatakan:<br />
<br />
"Agama adalah asas, sedangkan sulthan (imam atau khalifah) adalah penjaga; Apa saja yang (tegak) tanpa asas, pasti akan runtuh, sedangkan apa saja yang (ada) tanpa penjaga, pasti juga akan hilang".<br />
<br />
Khilafah Islam akan mengadopsi hukum Islam untuk menjadi UUD dan perundang-undangan negara. Dengan cara itulah, hukum-hukum Islam tersebut bisa diterapkan. Ini didukung dengan ketakwaan rakyat, dan kontrol masyarakat yang tinggi terhadap setiap bentuk penyimpangan atau penyelewengan dari hukum tersebut.<br />
<br />
Sementara untuk menjaga Islam, sistem sanksi (nizhâm al-'uqûbat) yang dilaksanakan oleh khalifah sebagai bagian dari hukum Islam, benar-benar terbukti mampu menjaga keutuhan ajaran Islam. Mengingat sanksi ini berfungsi sebaga zawâjir (preventif) dan jawâbir (kuratif); preventif bagi orang lain, supaya tidak melakukan kesalahan yang sama, sebagaimana firman Allah:<br />
<br />
"Dan dalam qishaas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." (Q.s. al-Baqarah: 179)<br />
<br />
Dan kuratif bagi orang-orang yang dijatuhi sanksi, sehingga di akhirat tidak akan dijatuhi lagi hukuman oleh Allah, sebagaimana hadits Nabi yang menyatakan:<br />
"Dan siapa saja yang melakukan sesuatu dari perbuatan (dosa) itu, kemudian dikenakan sanksi di dunia,<br />
maka itu merupakan tebusan baginya (di akhirat)." (H.r. al-Bukhâri).<br />
Maka, dengan diterapkannya sanksi tersebut, bukan hanya Islam saja yang terjaga, tetapi juga kemaslahatan vital (al-mashlahah ad-dharûriyyah) ummat manusia pun akan terjaga, baik berkaitan dengan agama, keturunan, akal, jiwa, harta, kehormatan, keamanan maupun negara.<br />
Sementara untuk menyebarluaskan Islam, Khilafah Islam akan melakukan dakwah secara praktis di tengah masyarakat, baik muslim maupun non-muslim, dengan menerapkan Islam secara utuh. Dengan begitu cahaya Islam akan bersinar kembali, dan orang-orang non-muslim akan masuk Islam secara berbondong-bondong. Sementara diluar, Khilafah Islam akan melakukan propaganda tentang Islam, dengan berbagai sarana yang memungkinkan, serta melaksanakan jihad sebagai langkah terakhir untuk menghancurkan tembok penghalang, yang menghalangi sampainya Islam kepada seluruh umat manusia.<br />
Firman Allah SWT.:<br />
<br />
"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." (Q.s. al-Baqarah [2]: 193).<br />
<br />
Dengan pemahaman Islam yang utuh seperti inilah para sahabat Rasulullah SAW berhasil melanjutkan dakwah dan kehidupan Islam yang dibangun Rasulullah SAW sehingga Islam di masa mereka tersebar luas dan berdaulat sampai ke hampir 2/3 belahan dunia. Panji-panji tauhid pun berkibar, hukum-hukum Allah yang sempurna ditegakkan, keadilan dan kesejahteraan ditebarkan. Kalau hari ini umat ini ingin mengulangi sukses Rasul dan para sahabatnya serta para pelanjut kejayaan Islam berikutnya, pertama kali yang harus ditempuh adalah melakukan rekonstruksi pemikiran mereka tentang Islam yang utuh, yakni menanamkan kembali pemahaman Islam sebagai mabda atau ideologi. Tidak ada jalan lain. Wallahu'alam!<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-50248601641231464502013-01-23T22:58:00.004-08:002013-01-25T23:05:37.438-08:00Selamat Menjadi Orang Aneh!Di sebuah café terkenal di bilangan MH Thamrin Jakarta, malam pukul 19.00 WIB, digelar pentas dangdut dengan menampilkan penyanyi dangdut Inul Daratista yang terkenal dengan goyang ngebornya. Penontonnya ratusan, ada artis, ada aktor film, ada tokoh LSM, ada pejabat pemerintah, ada anggota DPR, ada pengusaha, ada seniman, dan sebagainya. Penonton bersorak bergembira, semuanya berjoget bergoyang, mengikuti tingkah Inul Daratista di atas panggung.<br />
<br />
Nun jauh disana, di sebuah masjid di pinggiran Jakarta, malam pukul 19.00 WIB NurAzizah tengah mengajarkan ilmu tahsin kepada sepuluh muridnya yang masih kecil-kecil. Suara NurAzizah parau. Sudah seminggu ia terserang sakit batuk pilek. Tapi, ia memaksa diri untuk terus datang ke masjid, mengajarkan murid-muridnya ilmu agama. Tidak ada sesuatu yang diharapkan dari murid-muridnya, kecuali ia berharap murid-muridnya serius dan sabar dalam menuntut ilmu Islam.<br />
<br />
<br />
Sepenggal cerita diatas pasti sering kita lihat di kehidupan kita sehari-hari. Ada si Inul yang memilih dunia entertainment sebagai jalan hidupnya. Ada si Nur yang memilih dunia dakwah sebagai jalan hidupnya. Ada si Somad yang memilih profesi pencopet guna mendapat nafkah. Ada si Dadan yang memilih menulis artikel ini guna mendapat rido Allah (Insya Allah).<br />
<br />
<br />
Persoalannya, di zaman sekarang ini kebanyakan manusia tidak tahu, tidak mengerti dan tidak peduli mana kebaikan, mana keburukan? Mana kebenaran, mana kesalahan? Mana keuntungan, mana kerugian? Kaum wanita saat ini tak malu lagi membuka aurat selebar-lebarnya guna tampil modern, sementara jilbab dianggap sebagai pakaian kuno dan menindas kehormatan wanita. Kaum politikus di DPR atau pejabat pemerintah saat ini tak segan lagi untuk melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, sementara iman dan taqwa dianggap sudah tidak relevan lagi bagi kaum muslimin. Kaum pemikir, cendekiawan dan ulama saat ini tak takut lagi memelintir ayat AL-Quran dan teks Hadist guna kepentingan pribadi atau kelompoknya, sementara Khilafah Islamiyah dianggap Cuma wacana dan romantisme sejarah.<br />
<br />
Mengapa ini bisa terjadi. Jawabannya, manusia telah melupakan, meninggalkan, mencampakkan hukum dan aturan yang telah dibuat oleh si penciptanya, Allah SWT. Manusia juga telah merendahkan, menghinakan seorang utusan Allah yang mulia yaitu Nabi Muhammad SAW. Manusia lebih senang menggunakan menggunakan hukum dan aturan yang dibuat oleh dirinya sendiri.<br />
<br />
Lalu apa akibatnya jika manusia dibiarkan melakukan sesuatu tanpa hukum dan aturan dari Allah SWT? Jawabannya adalah kehancuran. Lihatlah negeri Indonesia ini. Kemunkaran dan kemaksiatan ada dimana-mana dan sudah membudaya. Kriminalitas dan demoralisasi terjadi mulai dari tingkat rakyat yang miskin hingga pejabat yang kaya raya. <br />
<br />
Sesungguhnya Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia agar mereka selamat dan menjadi kaum yang beruntung. Hal itu karena Allah sangat pengasih dan penyayang terhadap manusia, hambanya. Ketika manusia diciptakan, Allah tidak membiarkan manusia hidup bebas tanpa aturan seperti binatang. Manusia diberikan sebuah hukum dan aturan (Islam) yang dapat dipakai untuk mengarungi hidup ini secara baik dan benar.<br />
<br />
Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107)<br />
<br />
<br />
Sungguh aneh sekali kalau ada manusia yang memilih bersusah payah untuk melakukan kemaksiatan, kemunkaran, kezaliman demi mencari harta, tahta dan wanita. Padahal, apa yang diusahakannya itu nantinya akan sia-sia, bahkan balasannya adalah neraka. Dan sungguh beruntung sekali kalau ada manusia yang memilih bersusah payah melakukan amar makruf nahi munkar demi mencari rido Allah SAW. Manusia jenis ini tentunya adalah manusia yang mulia dan balasannya Surga. Tapi, orang yang berbuat maksiat, munkar dan zalim saat ini punya konotasi wajar ditengah masyarakat. Sementara, orang yang beriman, bertaqwa dikonotasikan aneh. Jadi, bagi yang merasa jadi orang yang beriman, bertaqwa: selamat jadi orang aneh!<span style="background-color: black; color: orange; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: 12pt; text-align: justify;"> </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><span style="font-size: 12pt;">
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5700600899273831292.post-41496439421167028912013-01-23T21:46:00.000-08:002013-01-25T23:06:14.689-08:00Antara Amerika, Kita & Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9LG0Z14iT5bCft5xeSHUdPuJQtWzGE2O7bzV1lca7CIOQckm-xDAnYq7ENyiC-jtQZ-YQ38zUbYohoPCAueFrvJ0X456al4hw0fv1lDr6uUUKMt-NnNtM5VYATLPiXbI7yM5YEGNSh_Y/s1600/khilafah2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br />
Siapa sih yang nggak kenal Amerika? Kayaknya, kata Amerika hampir ada di setiap kepala manusia di dunia ini. Dan nggak heran kalo muncul banyak persepsi tentang Amerika. Bisa jadi, ada orang yang berpikir bahwa Amerika adalah negara maju dan hebat, tentunya ketika ia melihat perkembangan tek?nologi militer dan komunikasinya. Maklum saja, serdadu Paman Sam ini lebih hebat ketim?bang tentara lain di dunia dalam hal perleng?kapan dan kecanggihan senjatanya. Begitupun da?lam tek?nologi komuni?kasi, Amerika adalah negara yang handal saat ini di bidang itu. Kom?puter dan internet, adalah dua teknologi yang kayaknya sulit dilepaskan dari atribut Amerika. Jadi, kalo ngomong soal komputer dan internet, mesti kita bakalan me?rangkainya dengan kata Amerika. <br />
<br />
Itu satu pendapat. Sah-sah aja kok kalo ada yang menilai begitu. Karena kebetulan fak?tanya juga nggak salah-salah amat. Bagi yang punya pandangan lain juga boleh. Itu kan haknya. Misalnya, kalo ada teman remaja yang nyebut Amerika adalah identik dengan film, musik, dan kaum selebnya, itu pun nggak salah. Amrik punya segudang seleb dunia. Lihat saja penampilan seleb Amrik dan seleb manca?negara yang nyari duit di Amrik, macam Britney Spears, Kylie Minogue, Mandy Moore, Jessica Alba, Kristin Kreuk (yang berperan sebagai Lana Lang di film Smallville), Alicia Keys, Natalie Portman, Shakira, Kirsten Dunst (yang berperan sebagai Mary Jane Watson di Spiderman), Zhang Ziyi (yang ngetop lewat Crouching Tiger, Hidden Dragon dan Rush Hour 2), Kelly Hu (yang memerankan Cassandra dalam film The Scorpion King), Anna Kournikova, juga ada Michelle Branch (yang tembangnya bertitel You Set Me Free diangkat jadi tema WNBA-liga basket wanita di Amrik untuk musim kompetisi tahun ini). <br />
<br />
Itu seleb cewek, seleb cowok juga segudang. Sebut saja Tom Cruise, Brad Pitt, Leonardo DiCaprio, Justin Timberlake, James Van der Beek, Owen Wilson, Josh Hartnet, Matt Damon, dan seabrek seleb lainnya. Pokok?nya, Amrik adalah basisnya bisnis hiburan dan tempat mangkal untuk jadi penghibur kelas dunia. Itulah Amerika dari sudut pandang lain. <br />
<br />
Sobat muda Muslim, ada juga lho yang memandang Amerika adalah negara yang paling arogan sedunia. Utamanya pemimpin negeri itu yang sekarang, George W. Bush. Pandangan seperti ini juga nggak salah, dan sah-sah saja. Karena selama ini Bush dan antek-anteknya kian banyak tingkah. Apalagi dalam setahun ini, Bush jadi tambah kelihatan buasnya. Tragedi WTC 11 September 2001 bikin Bush dan orang-orang Amrik bak kebakaran jenggot. Pasalnya, negara yang katanya paling hebat dalam urusan tekno?logi militer dan biro intelejennya yang cekatan, masih juga kecolongan oleh serangan udara ke menara kembar WTC New York. Hmm.. jadi kita berpikir begini; kecolongan atau emang reka?yasa Amrik aja? Boleh jadi dua-duanya bener. Malah belakangan banyak orang curiga, jangan-jangan tragedi itu direkayasa oleh AS sendiri sebagai dalih untuk menghajar Islam sebagai musuh bebuyutan Bush dan kawan-kawan. <br />
<br />
Ternyata, emang banyak pandangan soal Amerika. Beragam deh. Ada yang menganggap Amerika bak dewa penolong, ada juga yang menilai AS sebagai monster. Dua-duanya tak salah. Tergantung siapa yang bicara. <br />
<br />
Nah, kalo kita gimana? Yup, di sinilah kita kudu punya wawasan dan kesadaran politik yang bagus dan benar. Jangan cuma melihat berita sepotong-sepotong lalu menyimpulkan. Itu sih nggak bener. Akibatnya apa? Sekarang banyak teman kita yang termakan isu nggak benar dari media massa Amrik. Salah satunya mengkam?panyekan perang melawan teroris. Dan, yang dimaksud teroris oleh Amrik adalah Islam. Jadi, Islam dan umatnya kini jadi sasaran tembak. Celakanya lagi, media massa di sini juga ikut ngom?porin Amrik dan para begundalnya. Hingga akhirnya Islam dan umatnya jadi bulan-bulanan. Sebetulnya, media massa dunia dan di sini secara sadar atau tidak udah mempropa?gandakan budaya Amrik sejak lama. Utamanya dalam soal budaya. Celaka banget kan? <br />
<br />
Itu sebabnya, gaya hidup Amerika kini menjelma dalam kehidupan kita. Misalnya aja, banyak remaja yang doyan seks bebas, setelah melihatnya dalam film buatan Amrik. Banyak teman remaja puteri yang ogah mengenakan jilbab. Sebaliknya, dengan sukarela dan suka?hati, plus tanpa malu mereka memamerkan auratnya. Lihat saja bagaimana Nafa Urbach yang ?ikhlas? jadi plagiator gaya Britney Spears. Lihat juga bagaimana Agnes Monica yang super cuek dengan gaya dandannya. Agnes betah mengenakan rok mini yang tak habis menutup pinggulnya. Akibatnya, bukan hanya bagian pusarnya yang jadi tontonan pemirsa, aurat vitalnya pun nyaris terintip. Gaswat! <br />
<br />
Amerika sebagai musuh Sobat muda muslim, nggak salah-salah amat kalo kita sebut bahwa Amrik adalah musuh ideologi kita. Amerika sebagai salah satu negara yang mengemban ideologi kapitalisme adalah musuh Islam. Dan jelas kita terlibat di dalamnya. Mau nggak mau kita juga akan men?jadi bagian dari sasaran tembak negerinya Brad Pitt ini. Jadi kudu siap dong? Tepat. <br />
<br />
Kita menganggap Amerika sebagai mu?suh bukan dalam masalah teknologi, bukan pula dalam masalah ilmu pengetahuan. Sebab, iptek sifatnya universal. Siapa saja berhak untuk menciptakan dan menggunakan. Tapi kita me?nilai Amerika sebagai musuh ideologi. Sebe?tulnya, mereka sendiri sih yang meno?batkan diri sebagai bagian dari penghalang Is?lam. Itu arti?nya menjadi musuh Islam. Tul nggak? <br />
<br />
Dengan begitu, Amerika adalah musuh kita dalam masalah pandangan hidup. Bush sebagai kepala negara AS yang kapitalis jelas akan bertindak sesuai dengan prinsip hidupnya yang dibentuk dari ideologi sekuler itu. Itu sebabnya, ia akan berusaha menghalangi setiap usaha yang dilakukan lawan ideologinya. Maka, begitu gedung WTC ambruk diterjang dua pesawat terbang komersial, Bush langsung sesumbar bahwa pelakunya adalah Osama bin Laden. Dengan kata lain, ia menuduh Islam. Padahal, sampe sekarang pun tak ada bukti atas sangkaan Bush itu. Bukan hanya itu, doi aktif menekan para penguasa muslim dengan arogannya, ?Either you are with us or you are with the terrorist?s,? begitu ancamnya. <br />
<br />
Dan jangan heran tentunya, sebab ben?turan peradaban itu niscaya akan terjadi. Islam nggak klop dengan kapitalisme. Mau tahu? Islam itu langsung dibuat oleh Allah Swt. Sementara kapitalisme dibikin oleh manusia. Jadi jelas sekali pertentangannya kan? Sistem mana yang ampuh? Jelas Islam dong. Allah Swt. berfirman: ?Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?? (TQS al-M⩤ah [5]: 50). <br />
<br />
Itu sebabnya, kita jangan mudah tergoda dengan bujuk rayu dan godaannya yang ditebar lewat media massa mereka. Entah itu berita seputar politik, ekonomi, apalagi budaya (baca: hiburan). Bukan apa-apa, karena yang dise?barnya adalah racun. Sangat mematikan lagi. Karena yang diserang adalah pemikiran. Pemi?kirannya kacau, pasti perbuatannya juga kacau. <br />
<br />
Jadi jangan kaget kalo kemudian Amrik dan Barat kian aktif saja menggempur kita dengan ide-ide sesatnya. Hasilnya, banyak di antara kawan kita yang udah nggak asing lagi dengan maraknya seks bebas, penggunaan nar?koba, pelacuran, dan kriminalitas, nyaris sepe?nuhnya diajarkan oleh Amrik, tentu lewat media massa. Nggak percaya? Lihat saja klip musik di televisi, atau syair-syairnya yang men?jurus ke ?sono?. Tahu kan apa yang kita mak?sud? Sebab, itu bukan ciri dari budaya Islam. Jadi, jangan sampe kita terpengaruh, apalagi menjadi teman dan terekrut menjadi bagian dari peng?amal gaya hidupnya yang amburadul itu. Hati-hati! Allah Swt. berfirman: ?Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudha?ratan bagimu. Mereka menyukai apa yang me?nyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.? (QS. Ali ?Imr⮠[3]: 118).<br />
<br />
Islam sebagai kekuatan<br />
<br />
Sobat muda muslim, kamu jangan ngeper duluan kalo kita ajak untuk yang ?syerem-syerem? kayak begini. Mereka yang tak suka umat Islam maju, bakalan nakut-nakutin begitu. Kamu yang tadinya okem dan gambreng banget, terus tiba-tiba pengen aktif ikutan dalam kegiatan remaja masjid, suka diledekin. Pernah lho kejadian, ada anak yang tadinya super okem, terus karena sering bergaul dengan anak-anak remaja masjid, doi akhirnya dapat hidayah Allah. Sadar. Tapi tantangannya berat juga. Doi sering dicemooh dan diledekin sama temen-temennya yang masih jahiliyah. Untungnya kuat iman. Jadi nggak kembali caur. Nah, dalam skala yang gede, maka kalo ada umat Islam yang mulai sadar dan bangkit dengan memahami bahwa Islam adalah ideologi yang kudu diperjuangkan, maka orang-orang yang benci Islam eksis kembali, bakalan sewot berat. Itu pasti. Ujungnya, jangan kaget kalo mereka tidak sekadar nyindir, tapi udah berani pake cara kekerasan. Kita? Jangan takut dong! <br />
<br />
Jangan ngeper dan jangan minder, kita di jalur yang bener. Bahkan sebetulnya kita layak untuk bangga sobat. Islam adalah sebuah keku?atan ideologi yang tak tertandingi bila diterap?kan dalam sebuah negara. Salahnya kita adalah, belum banyak kaum muslimin yang memahami Islam sebagai akidah dan syariat, alias ideologi. Dan tentunya, namanya juga ideologi, nggak seru dong kalo nggak diterapkan dalam sebuah negara. Itu sebabnya, ketika banyak orang yang mulai memahami Islam sebagai ideologi, Barat dan Amrik khususnya, mulai gerah dan ketahuan sifat jahatnya. Tampak nyata lho. <br />
<br />
Kalo sudah begitu, maka kita nggak boleh tinggal diem aja. Kita kudu melawannya dengan kekuataan yang ada. Sepenuh kemampuan kita. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah pandai memilah dan memilih tren yang muncul. Kita jadi paham apa yang harus dilakukan. Misalnya aja, kita nggak tergoda untuk latah ngikut gaya hidupnya kaum seleb. Baik mancanegara mau?pun lokal. Jadi minimal untuk jaga diri deh. Selanjutnya, kita bisa nyebarin ajaran Islam kepada kawan yang lain. Sebab, kalo kita udah memahami Islam sebagai sebuah ideologi, maka akan selalu ada rasa ingin menyebarkan kepada yang lain. Itulah karakter sebuah ideologi. Nggak rela kalo cuma dimiliki sendiri. Karena pengennya semua orang seperti kita. Itulah hebatnya sebuah ideologi. Jadi, mulai sekarang, pahami Islam sebagai sebuah ideologi. Insya Allah bakal memberikan kekuatan yang dahsyat dalam hidup kita. Bukan hanya itu, Islam juga bakal menjadi kekuatan di dunia ini. Dijamin deh! Sabda Rasulullah: ?Perkara ini (Islam) akan merebak di segenap penjuru yang ditem?bus malam dan siang. Allah tidak akan mem?biarkan satu rumah pun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya se?hingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran? (HR. Ibnu Hibban)<br />
<br />
Kita sebagai pejuang <br />
<br />
Sudah jelas bagi kita, siapa musuh ideologi yang sebenarnya. Amerika, sebagai negara pengemban ideologi kapitalisme yang paling agresif saat ini harus kita lawan. Dan kayaknya kita nggak pantas deh jadi pecundang. Kita mewarisi semangat juang yang tinggi untuk menjadi pembela kebenaran. Untuk men?jadi pejuang Islam. Caranya? Rasulullah udah ngajarin kita. Waktu masih di Mekkah-belum punya kekuatan penuh, yang dilakukan beliau dan para sahabat adalah pergolakan pemikiran, bahasa kerennya shirra?ul fikriy. Di situ mereka menyerang pemi?kiran orang-orang yang menyembah berhala. Mematahkan berbagai argumentasinya dan menawarkan solusinya, yakni Islam. Baru sete?lah Islam diterapkan sebagai sebuah ideologi negara di Madinah, barulah menggunakan keku?atan dahsyatnya. <br />
<br />
Jadi yang bisa kita lakukan sekarang adalah melakukan pergolakan pemikiran. Kita menyerang ide-ide yang dikeluarkan kapitalisme, sosialisme, termasuk komunisme. Kita sampai?kan kepada kaum muslimin tentang kebobrokan ideologi-ideologi buatan manusia itu. Kalo kaum muslimin udah tahu dijamin bakalan ninggalin, bahkan berusaha untuk menghan?curkan ideologi tersebut. Pasti! Bagaimana supaya kita bisa tahu soal itu? Satu-satunya cara adalah belajar. Dengan belajar kita jadi tahu segalanya. Jadi, jangan malas mengkaji Islam ya? Selamat berjuang!</div>
<div style="text-align: left;">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr align="justify"><td style="padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></td></tr>
</tbody></table>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12747767451514690728noreply@blogger.com1